Sukses

Investor Asing Jual Saham Rp 2 Triliun, IHSG Susut 189 Poin

Ada sebanyak 301 saham melemah sehingga menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan saham Senin pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan pada perdagangan saham awal pekan ini. Hal itu seiring aksi jual pelaku pasar di saham-saham berkapitalisasi besar terutama perbankan.

Pada penutupan perdagangan saham Senin (27/4/2015), IHSG turun 189,90 poin (3,49 persen) ke level 5.245,44. Indeks saham LQ45 melemah 4,19 persen ke level 910,64. Seluruh indeks saham acuan tertekan pada hari ini.

Ada sebanyak 301 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan hanya ada 38 saham yang menghijau. Adapun 52 saham lainnya diam di tempat. Transaksi perdagangan saham hari ini juga cukup ramai.

Total frekuensi perdagangan saham mencapai 243.474 kali dengan volume perdagangan saham 8,77 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 9,67 triliun.

Secara sektoral, sepuluh sektor saham melemah hari ini. Sektor saham perkebunan memimpin penurunan paling tajam mencapai 6,11 persen. Lalu disusul sektor saham keuangan tergelincir 4,91 persen dan sektor saham aneka industri melemah 4,77 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih mencapai Rp 2,2 triliun. Sedangkan investor lokal melakukan aksi beli bersih mencapai Rp 2,2 triliun.

Saham-saham yang menekan indeks saham sebagian besar berasal dari saham berkapitalisasi. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk turun 7,14 persen menjadi Rp 12.025 per saham, saham PT Bank Mandiri Tbk melemah 5,46 persen ke level Rp 11.250 per saham, dan saham PT Bank Central Asia Tbk tergelincir 4,7 persen menjadi Rp 14.200 per saham, dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk turun 6,47 persen ke level Rp 6.500 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menggerakkan indeks saham dan menguat antara lain saham SIPD naik 5,41 persen ke level Rp 780 per saham, saham DPNS mendaki 8,82 persen ke level Rp 370 per saham, dan saham HOTL menanjak 4 persen ke level Rp 130 per saham.

Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan, prediksi laporan kuartal I 2015 dinilai di bawah harapan pelaku pasar memberikan sentimen negatif ke IHSG. Pelaku pasar pun mengantisipasi dengan melakukan aksi jual di pasar modal pada awal pekan.

Hal itu menekan saham-saham berkapitalisasi besar terutama perbankan. Aksi jual yang terjadi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk bahkan mencapai Rp 800 miliar. "Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 2 triliun juga menekan indeks saham," kata David.

Meski demikian, david menilai, tekanan terhadap IHSG ini masih normal. Ia pun tak merevisi target IHSG hingga akhir tahun. IHSG diharapkan dapat sentuh 5.850 pada akhir 2015. "Laporan keuangan akan membaik di semester II," ujar David. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.