Sukses

IHSG Rontok Terkena Efek Negatif Ekonomi Global

Turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir dinilai sebagai dampak negatif dari kondisi perekonomian global.

Liputan6.com, Jakarta - Turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir dinilai sebagai dampak negatif dari kondisi perekonomian global saat ini.

Meski demikian, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, secara jangka panjang, IHGS akan kembali membaik.

"Tentu saja (penurunan IHSG) dampak dari ekonomi global. Tetapi menurut saya, ekspektasi jangka menengah dan panjang akan lebih baik," ujarnya di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (30/4/2015).

Muliaman menilai bahwa reaksi yang ditunjukan oleh para pelaku pasar berlebihan sehingga berpengaruh pada saham. Meski demikian, dia memperkirakan bahwa pasar akan segera meng-cover pelemahan IHSG untuk membalikkan arah indeks menuju penguatan.

Ilustrasi IHSG (Liputan6.com/Johan Fatzry)
"Saya kira iya ya (berlebihan). Walaupun tentu saja dampak dari ekonomi global itu berpengaruh. Ya, life must goes on, harusnya bisa di-cover segera," lanjutnya.

Dia juga berharap, kinerja emiten akan lebih baik sehingga mampu mengerek naik IHSG pada kuartal berikutnya.

"Saham yang diperjual  belikan kan tergantung kinerja emiten. Kalau emiten baik pasti harga saham baik. Apalagi kalau didukung fundamental  yang baik," tandasnya. 

Sekadar informasi, aksi jual investor asing dan realisasi kinerja emiten di kuartal I 2015 yang tak sesuai harapan menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

IHSG sempat merosot pada perdagangan saham siang hari kemarin dengan turun lebih dari 4 persen. Akan tetapi, IHSG berbalik arah dan ditutup turun 2,6 persen ke level 5.105,56. Tak hanya itu, indeks saham LQ45 turun 3,45 persen ke level 877,29 disusul semua indeks saham acuan yang kompak di jalur merah.

Secara sektoral, sepuluh sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham barang konsumen melemah 3,79 persen, sektor saham manufaktur tergelincir 3,41 persen, dan sektor saham infrastruktur susut 3,08 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing masih melanjutkan aksi jual. Investor asing melakukan aksi jual bersih mencapai Rp 1,8 triliun. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 1,7 triliun. (Dny/Ndw)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini