Sukses

Ini Daerah dengan Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di RI

Semua komponen Pengeluaran Konsumsi rumah tangga melambat, kecuali untuk makanan, minuman dan tembakau.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan struktur perekonomian Indonesia pada kuartal I masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dengan kontribusi 58,30 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dengan catatan pertumbuhan ekonomi 4,71 persen.

Kepala BPS, Suryamin menjelaskan, distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut pulau atau wilayah pada kuartal I 2015 terdiri dari, Jawa dengan peranan 58,30 persen, disusul Sumatera dengan kontribusi 22,56 persen dan Kalimantan 8,26 persen.

"Sulawesi berkontribusi ke PDB sebesar 5,72 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,97 persen, Maluku dan Papua sebesar 2,19 persen. Jadi dominasi tetap di Pulau Jawa," ujar dia di kantornya, Jakarta, Selasa (5/5/2015).

Dijelaskan Suryamin, laju pertumbuhan PDRB kuartal I 2015 paling tinggi ada di Pulau Bali dan Nusa Tenggara dengan realisasi 8,86 persen. Posisi pertumbuhan ekonomi daerah kedua ditempati Sulawesi sebesar 7,32 persen, Jawa 5,17 persen, Maluku dan Papua 3,74 persen, Sumatera 3,53 persen dan pertumbuhan ekonomi Kalimantan 1,06 persen.

Suryamin mengakui adanya perlambatan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia tiga bulan pertama ini. Kondisi tersebut bisa terlihat dari sisi produksi dan sisi pengeluaran.

Dari sisi produksi :

  1. Produksi pangan menurun akibat mundurnya periode tanam
  2. Produksi minyak mentah dan batu bara mengalami kontraksi sehingga Industri kilang minyak juga tumbuh negatif
  3. Distribusi perdagangan melambat karena menurunnya supply barang impor.
  4. Kinerja konstruksi melambat terkait dengan terlambatnya realisasi belanja infrastruktur


Sementara dari sisi pengeluaran, mencakup :

  1. Semua komponen Pengeluaran Konsumsi RT melambat, kecuali untuk makanan, minuman & tembakau serta perumahan & perlengkapan RT
  2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah melambat karena pertumbuhan belanja barang melambat
  3. Realisasi belanja modal pemerintah lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan I-2014
  4. Impor barang modal turun, terutama barang modal jenis alat angkutan dan mesin. Selain itu industri mesin domestik juga turun
  5. Ekspor barang terkontraksi karena turunnya harga komoditas serta melambatnya perekonomian negara mitra dagang utama Indonesia
  6. Ekspor jasa terkontraksi karena melambatnya pertumbuhan jumlah wisman dan turunnya rata-rata pengeluaran wisman

(Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini