Sukses

Angkasa Pura I Tutup Anggaran 2014 dengan Pencapaian Positif

Tiga bandara utama Angkasa Pura I telah selesai dikembangkan di tahun 2014 lalu.

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) mengelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk Tahun Buku 2014. Dalam RUPS tersebut, dilaporkan bahwa Angkasa Pura I mampu membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 1,1 miliar.

Direktur Utama Angkasa Pura I, Tommy Soetomo menjelaskan, RUPS tahun buku 2014 ini bagi Angkasa Pura I memiliki arti sangat khusus. Selain sebagai pertanggungjawaban tahun buku 2014, RUPS kali ini juga menjelaskan pencapaian kinerja sebagai pertanggungjawaban selama periode jabatan direksi di bawah kepemimpinan Direktur Utama Tommy Soetomo.

“Oleh karena itu, RUPS kali ini juga sebagai pertanggungjawaban tentang pelaksanaan program transformasi perusahaan sebagaimana kontrak manajemen yang kami tanda tangani pada 23 Juli 2010 silam,” jelas Tommy di Jakarta, Selasa (12/5/2015).

Menurut Tommy, tahun 2014 menjadi tahun pemenuhan janji-janji Angkasa Pura I kepada pemegang saham yaitu Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dimana realisasi dari hasil transformasi mulai terwujud.

Tiga bandara utama Angkasa Pura I, yaitu Bandara Internasional Juanda Surabaya, Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali telah selesai dikembangkan di tahun 2014 lalu.

“Pembenahan ketiga alat produksi tersebut telah memberikan hasil nyata, yaitu adanya peningkatan pendapatan yang sangat signifikan, khususnya pendapatan non-aeronautika, yang meningkat 337 persen selama kurun waktu 2010 hingga 2014, atau rata-rata bertumbuh 84 persen per tahun,” tambah Tommy.

Sejak tahun 2010, manajemen Angkasa Pura I bertekad untuk memperbaiki pendapatan yang tidak hanya bersifat kuantitatif, tetapi juga secara kualitatif.

“Hal ini tampak dari perbaikan struktur bisnis perusahaan, dengan menjadikan pendapatan non-aeronautika sebagai  kontributor penting.  Secara bertahap, kami tidak terlalu bergantung pada pendapatan sektor aeronautika yang bertumpu pada tarif, seperti airport charges,” ungkap Tommy.

Di tahun 2014, pendapatan non-aeronautika tercatat Rp 1,9 triliun, naik 79 persen dari Rp 1,1 triliun di tahun 2013. Hal ini mendorong peningkatan laba operasi sebesar 70 persen, dari Rp 693 juta di tahun 2013 menjadi Rp 1,1 miliar di tahun 2014.

Penguatan bisnis non-aeronautika juga dilakukan dengan pembentukan lima anak perusahaan, yaitu Angkasa Pura Hotel, Angkasa Pura Property, Angkasa Pura Logistik Supports, dan Angkasa Pura Retail. Hingga akhir 2014, pendapatan operasional anak-anak perusahaan telah mencapai Rp 641 miliar.

“Proporsi pendapatan non-aeronautika Angkasa Pura I saat ini telah mencapai 43 persen dari total pendapatan, jauh meningkat dibanding tahun 2010. “Dengan proporsi demikian, maka Angkasa Pura I telah memposisikan bandaranya setara dengan best practices bandara-bandara terbaik di dunia. Mengingat pada prakteknya, bandara-bandara terbaik di dunia memiliki proporsi pendapatan dari sektor non-aeronautika sedikitnya sebesar 40 persen,” pungkas Tommy. (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.