Sukses

Komitmen Jokowi Dorong Kesuksesan Pasar Bebas ASEAN Diragukan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai belum cukup antusias mendorong tercapainya visi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Liputan6.com, Singapura - Di tengah semangat negara-negara ASEAN membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai belum cukup antusias mendorong visi MEA.

Pasalnya, beberapa waktu lalu, Indonesia tampak tak mengirimkan delegasi untuk menghadiri forum ASEAN Business Club (ABC) ketiga bertema `Road to ASEAN Integration` yang baru-baru ini diselenggarakan di Singapura.

Ketidakhadiran delegasi Indonesia di acara tersebut memicu keraguan komitmen negara terhadap visi MEA.

"Kini komitmen Indonesia terhadap MEA menjadi ambigu (di bawah kepemimpinan pemerintah saat ini). Kami menanti Jokowi untuk secara resmi menyatakan posisinya di MEA," kata Chairman CIMB Group Holdings Bhd Datuk Seri Nazir Razak seperti dilansir dari thestar.com, Senin (18/5/2015).

Nazir mengatakan, tak seperti presiden sebelumnya yang sangat mendukung terhadap integrasi ekonomi regional, Jokowi yang baru menjabat pada Oktober lalu belum menunjukkan ketertarikan yang begitu besar terhadap MEA.

Padahal MEA secara kolektif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 10 negara anggotanya dan meningkatkan kekayaan masyarakat.

Namun begitu, hingga saat ini tingkat implementasi MEA masih berada di level 90,5 persen. Kondisi ini membuat sejumlah pihak ragu, MEA akan terintegrasi akhir tahun ini. Hingga tahun ini, para pembuat kebijakan regional tengah berupaya mencapai tingkat implementasi 95 persen hingga akhir tahun.

Menurut Menteri Perdagangan dan Internasional Industri Malaysia Datuk Seri Mustapa Mohamed, para pembuat kebijakan ASEAN harus menunjukkan kemauan politik yang lebih besar dan mengatasi berbagai masalah seperti kesenjangan perkembangan ekonomi antara 10 negara anggota dalam rangka mempercepat proses integrasi regional.

"Meski kami telah menciptakan kemajuan yang signifikan terhadap integrasi ekonomi ASEAN, masih ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Mustapa dalam pidatonya di Forum ABC.

Ketua Forum ABC 2015, U Thura Ko Ko dari Myanmar, mencatat ada peluang luar biasa jika semua negara ASEAN bisa bergerak bersama mewujudkan integrasi ekonomi regional secara utuh.

"Secara kolektif, ASEAN semakin diakui sebagai lokomotif ekonomi dan perdagangan utama global, tapi masih banyak yang harus dilakukan untuk membawa manfaat penuh dari integrasi ekonomi ini," kata Ko.

Dengan populasi gabungan sekitar 625 juta jiwa, ASEAN menyumbang hampir 9 persen dari populasi dunia, dan sebagai ekonomi tunggal, ASEAN akan menjadi salah satu kawasan dengan produk domestik bruto (PDB) terbesar di dunia.(Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.