Sukses

Pengurangan Stok di AS Dorong Harga Minyak

Persediaan minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma dilaporkan turun hampir 740 ribu barel.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia naik pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Kenaikan harga didorong sentimen keyakinan jika membanjirnya pasokan di pasar akan sedikit berkurang seiring penurunan pasokan minyak mentah AS di Cushing Oklahoma.

Melansir laman Reuters, harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk pengiriman Juni naik US$ 1,74 (3 persen) menjadi US$ 60,72 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sedangkan minyak Brent yang menjadi patokan harga dunia naik US$ 1,51 (2,3 ​​persen) ke posisi US$ 66,54 per barel. Terakhir kali Brent naik lebih dari 2 persen pada 12 Mei lalu.

Persediaan minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma dilaporkan turun hampir 740 ribu barel, mengutip laporan perusahaan intelijen pasar Genscape.

Laporan tersebut memicu keyakinan kenaikan harga minyak, ditambah sebelumnya data pemerintah AS menunjukkan terjadi penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat untuk minggu ketiga berturut-turut.

"Semua ini menunjukkan kekenyangan pasokan minyak AS akan berkurang, sehingga tidak mengherankan banyak orang berpikir akan terjadi kenaikan harga minyak," kata Phil Flynn, Analis Price Futures Group di Chicago.

Selain penurunan pasokan dari AS, kenaikan harga minyak juga terpicu pertempuran di Irak membuat kekhawatiran tentang keamanan pengiriman minyak di wilayah Timur Tengah akan ikut mendorong pasar.

Di Irak, ISIS dilaporkan telah menguasai kota Ramadi dan ini menjadi kemunduran paling signifikan bagi pasukan keamanan Irak dalam hampir setahun ini.

"Brent sedikit terdorong adanya ancaman Negara Islam di Irak," kata Christopher Bellew, Broker Senior di Jefferies Bache.

Dia menduga harga minyak Brent akan bergerak naik ke posisi US$ 70 karena masalah geopolitik ini. Harga minyak Brent telah rally di atas US$ 66 dari level terendahnya dalam enam tahun sebesar US$ 45 pada Januari.

Retret dolar juga sebelumnya memberikan tekanan terhadap harga minyak mentah. Namun setelah menguat selama tiga hari, pelemahan Greenback terhadap euro untuk pertama kalinya dalam sepekan, membuat komoditas dalam denominasi dolar lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya. (Nrm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini