Sukses

Harga Minyak Terpuruk ke US$ 45 per Barel di Oktober

Meski sedang menguat, para analis di Goldman Sachs justru memprediksi harga minyak akan kembali turun ke level US$ 45 per barel pada Oktober

Liputan6.com, New York - Harga minyak yang merosot hingga 60 persen sejak Juni 2014 mulai menunjukkan pemulihan pada Januari hingga saat ini. Harga minyak saat ini telah berada di kisaran US$ 66 per barel.

Meski begitu, para analis di Goldman Sachs memprediksi harga minyak akan kembali turun ke level US$ 45 per barel pada Oktober.

"Kami melihat, pasar global yang tidak seimbang merupakan kenyataan yang tak kunjung selesai. Dan kami yakin, kenaikan harga minyak saat ini hanya akan mengganggu keseimbangan pasar yang baru terbentuk," tulis para analis Goldman dalam laporannya pada para investor seperti dilansir Oil Price, Jumat (22/5/2015).

Jika terjadi penurunan harga minyak kembali, industri minyak akan terdorong untuk memangkas aktivitas pengeboran, program belanja dan pemutusan hubungan kerja.

Dengan perubahan harga minyak, perusahaan dapat mereguk untung jika seluruh produsen menyadari pentingnya menurunkan pasokan.

Seperti analisa sebelumnya, penguatan harga minyak dapat memicu lebih banyak produksi dan meningkatkan aktivitas pengeboran. Perlu beberapa bulan hingga akhirnya harga minyak melemah kembali.

Menurut para analis di bank investasi internasional itu, penguatan harga minyak yang terjadi saat ini terbilang masih prematur.

Penguatan sementara ini dapat menarik perhatian para perusahaan pengeboran minyak dan melakukan lebih banyak aktivitas dari sebelumnya.

Selain masalah kelebihan pasokan di pasar modal, sejumlah perusahaan juga mencatatkan kelebihan modal. Mudahnya akses pendanaan membuat perusahaan produsen minyak masih bertahan di sektor tersebut dan mengebor sumur baru.(Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini