Sukses

Menangis di Kantor Ternyata Ada Manfaatnya

Menangis karena pekerjaan di kantor biasanya hanya memberi dua asumsi, Anda terlalu lemah atau emosional.

Liputan6.com, New York - Menangis karena pekerjaan di kantor biasanya hanya memberi dua asumsi, Anda terlalu lemah atau emosional. Namun, pendapat ini bisa jadi keliru. Beberapa ahli justru berpendapat menangis merupakan tanda Anda manusia biasa.

Sebagian besar perusahaan menginginkan Anda membawa semangat ke tempat kerja. Karena itu, mereka akan memeriksa seluruh emosi negatif ketika mempekerjakan karyawan. Anehnya, kemarahan justru lebih bisa diterima dalam situasi stres daripada air mata.

"Ini gila. Kita telah membangun dunia palsu," kata CEO perangkat lunak open source Red Hat, Jim Whitehurst, seperti dikutip CNNMoney.com, Selasa (23/06/2015).

Padahal untuk membangun inspriasi, semangat, dan antusiasme kerja, berarti para karyawan perlu menunjukkan emosi, menurut Whitehurst.

Air mata bisa menjadi salah satu indikator bahwa seseorang bekerja giat. "Seseorang yang tidak terikat dengan pekerjaan tidak akan menangis di kantor," kata psikolog organisasi Liane Davey. "Sebaliknya, ia akan masuk ke zona itu kalau terikat dengan pekerjaannya."

Tapi lebih dari soal emosi, ada informasi bisnis berharga yang akan diperoleh ketika seseorang menangis sehingga tim bisa bekerja dengan baik. "Air mata adalah data emosional," kata Davey. Menangis bisa menjadi sinyal bahwa sesuatu sangat penting sedang terjadi.

Davey mengatakan, ada seorang eksekutif di perusahaan teknologi menangis frustasi di depan bos dan rekan-rekannya. Semua perhatian dan sumber daya mengarah ke sebuah divisi kecil yang menjadi penggerak perusahaan itu, sementara eksekutifnya hanya mendapat sedikit pengakuan. Hal ini membuat sang eksekutif sulit membuat timnya merasa terlibat dan dihargai.

Pada akhirnya, lanjut Davey, CEO dan eksekutif lainnya mendengar pesan air mata tersebut. "Mereka berterima kasih atas kerja keras sang eksekutif," ujarnya.

Air mata juga bisa memanusiakan lingkungan kerja. Sebagai seorang bos sumber daya manusia, Cynthia Shapiro, harus memberhentikan banyak orang. Dia pernah menangis ketika melakukannya.

Shapiro kemudian mencoba mengatasi hal tersebut. "Ternyata semua baik-baik saja karena mereka bisa melihat saya peduli," katanya.

Menangis juga menjadi cara tubuh dengan cepat menghilangkan stres. Ketika Whitehurst masih bekerja di Delta Airlines, ia terpaksa mengajukan kebangkrutan dan PHK massal. Ia sempat menangis karena kewalahan. "Tapi itu sehat karena rasa sakit di dada dan insomnia bisa terungkapkan," ujar Whitehurst.

Reporter: Elsa Analet

(Elsa/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.