Sukses

Dana Pemda Nganggur di Bank Bikin Ekonomi RI Melambat

Menkeu Bambang Brodjonegoro menilai, bila dana pemerintah daerah Rp 273 triliun dipakai belanja barang dapat dorong pertumbuhan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah pusat menyalahkan pemerintah daerah (pemda) atas perlambatan ekonomi di kuartal II 2015 sebesar 4,67 persen. Lantaran senilai Rp 273,5 triliun uang negara dibiarkan mengendap di perbankan daerah tanpa manfaat bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Keuangan (Menkeu), [Bambang Brodjonegoro ](2270333/ "")miris melihat jumlah dana pemda yang masih terparkir di bank daerah semakin membengkak. Hal ini terbukti dari catatan pemerintah pusat yang nilainya per Juni 2015 mencapai Rp 273,5 triliun.

"Pada Januari 2015, baru Rp 169 triliun dana pemda yang ada di bank daerah belum disalurkan menjadi aktivitas. Lalu naik menjadi Rp 181 triliun pada Februari, Maret mencapai Rp 227 triliun, April Rp 253 triliun, Mei Rp 255 triliun dan Juni sudah mencapai Rp 273 triliun," ujar dia di kantornya, Jakarta, Rabu (5/8/2015).

Menurut Bambang, kondisi tersebut berimbas pada perekonomian Indonesia. Padahal jika dana pemda Rp 273 triliun dipakai untuk belanja barang atau belanja modal akan sangat bermanfaat mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II.

"Perlambatan ekonomi lebih lambat atau tidak cepat karena salah satunya dana pemda Rp 273 triliun itu masih ngendon atau mengendap di bank. Terserah belanja barang atau modal, yang penting harus jadi aktivitas. Ini jadi konsen semua pihak," tegas dia.

Pemerintas pusat, sambungnya, mengimbau agar pemda dapat mempercepat belanja dari dana pemda yang sudah digelontorkan sehingga target pertumbuhan ekonomi tahun ini 5 persen-5,2 persen dapat tercapai.

"Kami sudah mengimbau pemda makin cepat menyerap anggarannya, tapi karena transfer kita sangat tepat waktu dan tepat sasaran, bikin daerah mungkin kewalahan dengan dana yang masuk. Akhirnya cuma lari ke bank saja," kata Bambang. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini