Sukses

Jaga Harga, 15 Perusahaan Ternak Musnahkan 6 Juta Anak Ayam

Pada akhir tahun lalu perusahaan peternakan ayam mengaku akan mengurangi pasokan untuk menjaga harga.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, sebanyak 15 perusahaan peternakan ayam skala besar telah memusnahkan 6 juta bibit ayam (day old chicken/DOC). Upaya tersebut dilakukan untuk mengangkat kembali harga daging ayam di pasar karena kelebihan pasokan ayam hidup.

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman usai menghadiri rapat koordinasi pangan mengatakan, harga daging ayam saat ini merosot mengikuti penurunan harga jual ayam di peternak sekira Rp 9.000 sampai Rp 11 ribu per Kilogram (Kg).

"Kami harus jaga keseimbangan, kalau harga naik terlalu tinggi, konsumen teriak. Jika terlalu murah, produsen teriak. Jadi DOC memang over suplay, ketersediaan di pasar berlebih sehingga harga jatuh," tegas dia di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (21/9/2015).

Guna menstabilkan harga ayam dan daging ayam di pasar, sambungnya, pemerintah telah berkoordinasi dengan belasan perusahaan peternakan ayam. Dalam pertemuan tersebut, para peternak ini, lanjut Amran, setuju mengurangi jutaan anak ayam.

"Sebanyak 15 perusahaan besar sudah setuju mengurangi 6 juta bibit ayam. Kita juga berencana mengekspor (DOC) ke Jepang. Alhamdulillah, harganya sudah mulai naik Rp 1.500 per Kg," pungkas Amran.

Sebenarnya, pada akhir tahun lalu perusahaan peternakan ayam mengaku akan mengurangi pasokan untuk menjaga harga. Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Pakan Indonesia berencana mengurangi produksi day old chicken atau bibit ayam. 

"Kita akan mencoba untuk mengurangi suplai secara nasional. secara bertahap ada terjadi over suplai, jadi asosiasi melalui GPPU (Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas) mau mengurangi secara 20-30 persen," kata Sekjen Asosiasi Produsen Pakan Indonesia Desianto B Utomo. 

Dia mengatakan dengan pembatasan bibit ayam ini diharapkan komoditas hewan ayam tidak terlalu membanjiri pasar. Sebab jika pasokan melimpah akan membuat harga ayam jatuh.

Selanjutnya jika suplai sudah bisa dikontrol diharapkan harga BOC maupun live bird bisa naik secara spontan. Utomo yang juga menjabat sebagai Vice President Feed Technology Division Charoen Pokphand menuturkan saat ini di perusahaannya tersebut terdapat idle capacity.

"Kalau kemampuan produksi nasional ada idle capacity dari sisi pakan ternak maupun produksi DOC. Kemampuan terpasang produksi DOC kita itu hampir 55-60 juta per minggu. Padahal demand hanya 44-45 juta per minggu. Di pabrik pakan pun kita punya kapasitas terpasang sekitar 20 juta ton per tahun, produksi sekarang baru sekitar 15,5 juta ton. Jadi ada 20 persen-25 persen idle capacity," terang Utomo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.