Sukses

Menanti Efek Pertumbuhan PP untuk Tambah Modal

PT PP Tbk akan menggunakan penyertaan modal negara (PMN) untuk mengembangkan proyek ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero)  Tbk perusahaan pelat merah yang bergerak di konstruksi, investasi dan properti menargetkan dapat penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 2 triliun. Dana PMN itu akan digunakan untuk membangun pelabuhan dan mengembangkan pelabuhan serta pembangunan infrastruktur jalan tol.

Dana PMN itu juga sebagai upaya perseroan mengembangkan dari sisi internal untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Dengan dana PMN itu diharapkan optimistis pertumbuhan akan melebihi target yang ditetapkan dalam lima tahun ke depan.

"Untuk memperkuat pendanaan Perseroan, PT PP Tbk membutuhkan penambahan ekuitas, dan salah satu cara paling efisien adalah melakukan rights issue atau penawaran umum terbatas," ujar Sekretaris Perusahaan PT PP Tbk, Samuel Kana.

Perseroan menargetkan pertumbuhan laba bersih sekitar 39,8 persen pada 2016. Apabila sebaliknya tidak memperoleh PMN, laba bersih perseroan diproyeksikan tumbuh 22,6 persen.

Analis PT BNI Securities, Thendra Crisnanda menuturkan pihaknya menilai positif atas strategi perseroan untuk memperkuat modal melalui rights issue. Hal ini dinilai tepat seiring dengan perolehan dana murah di tengah masih relatif tingginya tingkat suku bunga acuan dan likuiditas domestik ketat.

Sementara itu, target pertumbuhan kinerja pada 2016 dinilai realistis serta berada di atas dari rata-rata pertumbuhan emiten konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menuturkan, perseroan seharusnya dapat mempertimbangkan untuk memaksimalkan pinjaman ketimbang rights isuse atau penawaran umum terbatas.

"Rights issue akan menyebabkan anggaran keluar dari APBN supaya kepemilikan tidak berkurang. Ini sebagai sebuah korporat sah saja, namun disayangkan," ujar Alfred saat dihubungi Liputan6.com.

Alfred menambahkan, proyek-proyek infrastruktur pemerintah akan mendukung kinerja perseroan ke depan ketimbang perusahaan konstruksi lainnya."Unggul dalam proyek pemerintah. PT PP Tbk sebagai lebih memimpin dibandingkan non Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Proyek-proyek seperti pelabuhan sedikit menopang pendapatan," kata Alfred.

Namun, Alfred menilai perusahan konstruksi juga menghadapi tantangan di sisa akhir semester II 2015. Hal itu lantaran ekonomi melambat dapat mempengaruhi proyek-proyek non pemerintah.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham, Alfred tidak memilih saham PT PP Tbk, dan lebih memilih saham PT Wijaya Karya Tbk. "Jangka pendek PT PP Tbk kurang bagus dalam jangka pendek, lebih ke saham PT Wijaya Karya Tbk," kata Alfred.

Sedangkan Thendra merekomendasikan beli saham PT PP Tbk. "Kami merekomendasikan beli untuk saham PT PP Tbk dengan target harga Rp 4.090 per saham," ujar Thendra.

PT PP Tbk mencatatkan pendapatan tumbuh 11,84 persen menjadi Rp 5,22 triliun sepanjang semester I 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,60 triliun. Laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk naik tipis 9,31 persen menjadi Rp 160,77 miliar pada semester I 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 147,07 miliar.Total liabilitas perseroan turun menjadi Rp 12,04 triliun pada 30 Juni 2015 dari periode 31 Desember 2014 sekitar Rp 12,22 triliun.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu 23 September 2015, saham PT PP Tbk turun 1,45 persen ke level Rp 3.400 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 1.921 kali dengan nilai transaksi Rp 19,9 miliar. (Ilh/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini