Sukses

Pemerintah Berupaya Jaga Kestabilan Harga Pangan

Kepala Staf Presiden Teten Masduki mengatakan pemerintah akan menjaga stok dan kestabilan harga pangan.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Presiden Teten Masduki mengatakan pemerintah sampai saat ini belum menentukan apakah akan memilih opsi impor untuk memenuhi ketersediaan pangan.

Sebelum ada keputusan tersebut, Ia memastikan stok pangan di Bulog sampai saat ini dalam kondisi aman dan dapat terpenuhi tanpa impor."Apakah perlu impor atau tidak, itu dilihat dari kebutuhan stok pangan. Tapi intinya Presiden sudah memastikan stok pangan terutama beras itu harus cukup distribusinya harus baik dan harganya juga tidak membebani daya beli mayarakat. Jadi saya kira itu," ujar Teten di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, (25/9/2015).

Ia pun meminta agar masyarakat tidak salah fokus dan hanya menyoroti persoalan impor atau tidak impor. Yang terpenting menurut Teten, dalam kondisi perekomian yang sedang mengalami kelesuan seperti saat sekarang ini, ketersediaan pangan di masyarakat tercukupi.

"Intinya impor atau tidak bukan soal isunya. Isunya adalah bagaimana pemerintah di tengah keadaan ekonomi tertekan karena keadaan ekonomi global sekarang itu stok pangan tersedia cukup dan harganya terjangkau masyarakat. Itu saya kira sudah ditegaskan pemerintah," ucap Teten.

Terkait dampak dari El Nino yang berimbas pada ketersediaan pangan, Teten mengatakan pemerintah tengah menghitung besaran kerugian yang ditimbulkan dari fenomena alam tersebut. Namun demikian, untuk ketersediaan pangan, Teten melihat sudah tidak ada permasalahan.

"Tapi kita sudah lihat stoknya sudah oke. Jadi kalau dibandingkan tahun lalu stok sekarang relatif sama. Cuma memang yang seberapa besar dampak elnino ini yang sedang kita itung. Tapi sekali lagi presiden memberikan perhatian penuh soal pangan ini. Soal stok pangan ini," kata Teten.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan kebijakan impor semakin terbuka untuk memenuhi ketersediaan pangan. Dari pada mengorbankan masyarakat, pemerintah lebih baik memilih impor.

"Ya kita tidak ingin mengorbankan masyarakat dengan berpegang pada perkiraan yang bisa salah. Karena itulah maka kita buka kemungkinan itu (impor) secepatnya kita akan melihat itu sebagai kemungkinan, harus buka," kata JK.

JK mengatakan, saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog sekitar 1,5 juta ton. Stok tersebut bukan untuk konsumsi para penduduk, melainkan stok beras miskin (raskin).

"‎Stok untuk makanan seluruh penduduk itu kira-kira 2,5 juta sampai 3 juta per bulan. Stok Bulog itu hanya kira-kira 1,5 juta juga bisa sampai akhir tahun untuk raskin," tutur dia.‎‎ (Luqman R/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini