Sukses

Punya Hanggar Terbesar di Dunia, Ini Cita-cita Anak Usaha Garuda

Hingga 2020 saja, GMF ditargetkan bisa masuk dalam perusahaan maintenance ketiga terbesar di ASEAN

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF) ingin menjadi perusahaan perawatan dan perbaikan pesawat nomor 10 terbesar di dunia pada 2030. Untuk mencapai hal tersebut, anak perusahaan Garuda Indonesia ini gencar membangun hanggar.

Direktur Utama GMF Richard Budihadianto mengatakan hal ini sesuai dengan arahan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno agar GMF bisa menjadi perusahaan maintenance pesawat kelas dunia.

"Bu menteri minta agar hanggar ini menjadi world class. Costumer kita saat ini berasal dari lima benua, dari 59 negara. Nanti kita targetkan masuk 10 besar dunia, itu jadi cita-cita jangka menengah dan panjang," ujarnya di hanggar 4 Garuda Indonesia, kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9/2015).

Hingga 2020 saja, lanjut dia, GMF ditargetkan bisa masuk dalam perusahaan maintenance ketiga terbesar di ASEAN. Hal ini diharapkan bisa menjadi batu loncatan untuk mencapai target masuk 10 besar dunia.

"Pada 2020 kita sudah tiga besar Asia Tenggara. Sedangkan 10 besar dunia itu pada 2030. Kalau dikatakan berkelas global sih sudah global, tapi kita ingin masuk ranking 10 besar dunia. Kita sekarang nomor 25 besar dari ribuan (perusahaan)," kata dia.

Sementara dari sisi pendapatan, pada tahun ini GMF menargetkan sebesar US$ 300 juta. Dia optimistis bisa mencapai target itu dengan dukungan hanggar 4 yang baru diresmikan operasionalnya pada hari ini.

"Untuk revenue, hingga akhir tahun ditargetkan US$ 300 juta. Pada semester I lalu sudah US$ 199 juta. Net profit-nya US$ 17 juta. Revenue tahun depan mudah-mudahan naik 30 persen," jelasnya.

Pendapatan yang diterima perusahaan pada tahun ini berasal dari jasa perawatan dan perbaikan pesawat baik berbadan besar (wide body) maupun berbadan kecil (narrow body).

"Komposisi pendapatan (wide body dan narrow body) besarannya hampir sama. Karena satu wide body sama dengan empat narrow body. Nominalnya mungkin untuk heavy maintenance sekitar US$ 120 juta. Jadi hampir 50:50," tandasnya. (Den/Zul)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.