Sukses

Rizal Ramli Usul Pembentukan Organisasi Negara Penghasil CPO

Menko Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli menilai Indonesia dan Malaysia dapat menjadi penentu harga CPO dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli mengusulkan agar Indonesia dan Malaysia membentuk organisasi sejenis Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang merupakan perkumpulan negara-negara penghasil minyak bumi. Namun organisasi yang ingin dibentuk ini adalah negara-negara penghasil CPO.

Usulan itu disampaikannya setelah bertemu dengan pejabat di Malaysia guna membahas salah satu komoditas andalan Indonesia dan Malaysia yaitu kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

"Minggu lalu saya ketemu dengan Malaysia. Konsepnya juga sama. Kita ekspor CPO dengan nilai tambah yang kecil. Kita usulkan bikin organisasi sejenis OPEC, atau dewan negara-negara penghasil CPO," ujar Rizal di Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Dia menjelaskan, Indonesia dan Malaysia cocok menjadi negara pelopor pendirian organisasi ini karena kedua negara merupakan penghasil CPO terbesar di dunia. Sebagian besar CPO dunia dihasilkan oleh kedua negara serumpun tersebut.

"Karena Indonesia dan Malaysia penghasil 80 persen CPO dunia," lanjut dia.

Rizal menyatakan, sebagai negara penghasil CPO terbesar, Indonesia dan Malaysia bisa menjadi penentu harga CPO dunia. Namun selama ini harga CPO ditentukan oleh pasar. Oleh sebab itu, dia beranggapan organisasi seperti OPEC ini perlu dibentuk.

"Sebenarnya mudah bagi kita untuk menaikan harga CPO yang lagi jatuh," kata dia.

Selain itu, dengan adanya organisasi negara-negara penghasil CPO, maka akan ada standar yang sama soal kualitas CPO yang diperdagangkan di pasar internasional. Negara penghasil CPO juga bisa bersama-sama melawan kampanye negatif terhadap CPO, terutama dari negara-negara Eropa.

"Kita juga sepakati standar yang sama. Karena negara Eropa itu konser ke lingkungan. Tapi di sisi lain mereka juga ingin lindungi industri vegetable oilnya, seperti minyak bunga matahari, soybean oil. Makanya mereka dibuat standar yang semakin tinggi (untuk CPO). Makanya kita jangan hanya defensif tetapi juga harus offensif. Makanya kita buat standar sendiri. Kita bikin standar eco-plus, dengan kepentingan petani-petani sawit kecil," kata Rizal. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.