Sukses

Harga Avtur Turun, Saham Garuda Indonesia Naik 7%

Dalam salah satu paket kebijakan ekonomi jilid III memuat penurunan harga avtur, dan ini berdampak ke saham PT Garuda Indonesia Tbk.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah mengumumkan paket kebijakan ekonomi jilid III pada Rabu 7 Oktober 2015. Dalam paket kebijakan ekonomi jilid III tersebut, pemerintah memberikan sejumlah insentif kepada industri terutama untuk harga energi. Pelaku pasar pun merespons positif dari langkah pemerintah menurunkan sejumlah harga bahan bakar minyak terutama avtur.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, pemerintah menurunkan harga solar turun Rp 200 dari Rp 6.900 menjadi Rp 6.700 setelah tiga hari sejak pengumuman pada Rabu 7 Oktober 2015. "Jadi kami kasih kesempatan karena biasanya memerlukan persiapan logistik," ujar Sudirman.

Sudirman menambahkan, harga avtur internasional turun 5,33 persen atau kira-kira US$ 10 sen. Namun untuk domestik turun 15 persen.

Mengenai lebih kecilnya turunnya harga avtur di dalam negeri, dia mengatakan, karena pemerintah punya tugas memang harus menciptakan seluruh bandara termasuk bandara perintis sementara pemain internasional hanya fokus pada bandara besar.

"Jadi, di sini Pertamina memberikan diskon penurunan lebih besar untuk yang internasional sementara untuk yang 1,4 persen," kata Sudirman.

Efek Penurunan Harga Avtur ke Saham PT Garuda Indonesia Tbk

Dengan langkah pemerintah itu, pelaku pasar pun menyambut positif terhadap penurunan harga avtur. Hal itu berdampak terhadap kenaikan saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).Berdasarkan data RTI pukul 14.17 WIB, saham PT Garuda Indonesia Tbk naik 7,62 persen ke level Rp 339 per saham.

Saham PT Garuda Indonesia Tbk sempat sentuh level tertinggi Rp 360 dan terendah Rp 320 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.307 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 40,6 miliar.

Analis PT BNI Securities, Thennesia Debora mengatakan penguatan saham PT Garuda Indonesia Tbk ditopang dari rilis paket kebijakan ekonomi jilid III. Dalam paket itu menyebutkan penurunan harga avtur sehingga direspons positif oleh pelaku pasar. Thennesia menuturkan, biaya bobot operasional PT Garuda Indonesia Tbk untuk bahan bakar mencapai 30 persen-40 persen.

"Pemerintah menurunkan harga avtur membuat sentimen positif untuk PT Garuda Indonesia Tbk. Penguatan saham PT Garuda Indonesia Tbk pada hari ini lebih kepada respons pelaku pasar," kata Thennesia saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (8/10/2015).

Selain itu, Thennesia mengatakan, manajemen Garuda juga berupaya untuk memperluas penerbangan ke wilayah regional seperti China dan Timur Tengah. Dengan ekspansi itu diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan jumlah penumpang di tengah ekonomi Indonesia melambat.

Hal senada dikatakan Analis PT MNC Securities, Sharlita Malique. Ia menilai, harga avtur dan solar turun berpengaruh kepada kenaikan harga saham PT Garuda Indonesia Tbk. Tak hanya itu, penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga menjadi indikator kenaikan saham Garuda. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah bergerak di kisaran 13.809 per dolar AS pada Kamis 8 Oktober 2015 dari posisi Rabu 7 Oktober 2015 di kisaran 14.065 per dolar AS.

"Perseroan memiliki banyak utang dalam dolar AS cukup banyak. Rupiah menguat ini dapat mengurangi biayanya Garuda," kata Sharlita.

Dalam laporan keuangan hingga Juni 2015, perseroan mencatatkan liabilitas jangka pendek sebesar US$ 1,14 miliar dari periode 31 Desember 2014 sebesar US$ 1,21 miliar. Sedangkan liabilitas jangka panjang mencapai US$ 1,17 miliar pada 30 Juni 2015.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rekomendasi Saham PT Garuda Indonesia Tbk

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham PT Garuda Indonesia Tbk, Thennesia merekomendasikan beli dengan target harga Rp 600 hingga akhir tahun 2015. Akan tetapi, kalau jangka pendek, ia menyarankan pelaku pasar untuk trading saja mengingat kepercayaan pelaku pasar masih minim. "Kinerja positif PT Garuda Indonesia Tbk baru diraih tahun ini. Jadi masih perlu pemulihan kepercayaan pelaku pasar. Hingga akhir tahun pandangan kami masih positif untuk PT Garuda Indonesia," ujar Thennesia.

Sharlita juga merekomendasikan beli untuk jangka pendek terhadap saham PT Garuda Indonesia Tbk. Sementara itu, analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe merekomendasikan hold.  "Harga wajar PT Garuda Indonesia Tbk Rp 750. Jadi hold hingga akhir tahun," kata Kiswoyo. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.