Sukses

Komentar The Fed Jatuhkan Harga Emas

Kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan untuk pengiriman Desember turun US$ 7,90 per ons atau 0,7 persen.

Liputan6.com, New York - Harga emas tenggelam pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) ke level terendah dalam hampir 2 bulan terakhir. Penyebab kejatuhan harga emas adalah komentar dari Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (the Fed) Janet Yellen yang menyatakan bahwa Bank Sentral AS bisa menaikkan suku bunga pada pertemuan yang akan diadakan pada Desember nanti.

Mengutip Wall Street Journal, Kamis (5/11/2015), kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan untuk pengiriman Desember turun US$ 7,90 per ons atau 0,7 persen ke US$ 1.106,20 per ons di Divisi Comex New York Mercantile Exchange. Level tersebut adalah penutupan terendah sejak 15 September.

Janet Yellen dalam pernyataannya di House Financial Services Committee mengatakan bahwa kenaikan suku bunga pada Desember sangat memungkinkan setelah melihat data-data ekonomi yang ada.

Pasar tenaga kerja terus bertumbuh sesuai target. Selain itu, angka inflasi juga hampir menyentuh target the Fed yaitu 2 persen.

"Semua katanya mengarah ke penilaian bahwa suku bunga dipastikan akan naik pada Desember nanti. Itu yang membuat pelaku pasar ketakutan sehingga harga emas terjatuh," kata Wakil Presiden RBC Capital Markets Global Futures, New York, George Gero.

Harga emas telah melemah lebih dari 6,8 persen jika dihitung sejal pertengahan Oktober lalu karena investor kembali menata ulang portofolio mereka menanggapi perubahan kebijakan dari the Fed.

Semula Bank Sentral AS memastikan dengan data-data yang ada belum mendukung untuk menaikkan suku bunga. Para pelaku pasar langsung menanggapinya dengan kesimpulan bahwa rencana kenaikan suku bunga akan dilakukan pada tahun depan.

Namun dalam pertemuan yang diadakan pada pertengahan bulan lalu, the Fed memberikan sinyal bahwa ada kemungkinan the Fed akan menaikkan suku bunga di tahun ini juga.

"Kemungkinan suku bunga naik pada Desember ini di level 60 persen. Hal tersebut menjadi sangat berpengaruh kepada harga emas," tambah Gero.

Saat ini, pelaku pasar sedang menunggu data tenaga kerja AS yang akan keluar pada Jumat waktu setempat. Data tersebut adalah kunci bagi the Fed untuk menaikkan atau tetap mempertahankan suku bunga. (Gdn/Ndw)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini