Sukses

Rupiah Mampu Bertahan Meskipun Dolar AS Terus Menguat

Pelaku pasar masih berharap bahwa Bank Indonesia (BI) akan pemangkasan BI rate dalam waktu dekat.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat pada perdagangan Rabu (11/1//2015). Penguatan rupiah menandakan bahwa faktor internal lebih dominan jika dibanding dengan faktor eksternal.

Mengutip Bloomberg, rupiah berada di level 13.567 per dolar AS pada pukul 11.40 WIB. Rupiah kemarin ditutup di level 13.619 per dolar AS dan pada pagi tadi dibuka di level 13.594 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan dari pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.548 per dolar AS hingga 13.595 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah berada di level 13.576 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di level 13.619 per dolar AS.


Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah secara umum masih berada di tren mendatar di tengah penguatan dolar AS di pasar global.

"Hal tersebut menandakan bahwa faktor dari dalam negeri atau internal mulai mengambil peran lebih dalam untuk menahan guncangan eksternal," jelasnya.

Pelaku pasar masih  berharap bahwa Bank Indonesia (BI) akan pemangkasan BI rate dalam waktu dekat karena melihat bahwa angka inflasi telah mampu dikendalikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan realisasi deflasi Oktober mencapai 0,08 persen. Realisasi ini berbeda dengan posisi Oktober 2014 yang mengalami inflasi mencapai 0,47 persen. Deflasi ini terjadi berturut-turut setelah realisasi deflasi 0,05 persen pada periode September 2015.

Kepala BPS Suryamin menuturkan, inflasi terkendali di angka 6,25 persen secara tahun ke tahun (year on year). Kalau secara tahun kalender (year to date) tercatat 2,16 persen. Komponen inti tahun ke tahun mencapai 5,02 persen.

Suryamin mengatakan, pada 2015 ini terjadi deflasi dibandingkan lima tahun lalu yang cenderung inflasi. Ada sejumlah faktor membuat terjadinya deflasi pada 2015.

"Penyumbang deflasi karena terjadi deflasi di bahan makanan 1,06 persen. Suplai cukup banyak harga terkendali. Ayam ras, telur ayam ras, sayur-sayuran termasuk cabai rawit dan merah yang biasa jadi masalah kini mulai turun harganya. Pengaruhnya cukup besar, artinya terkendali," ujar Suryamin. (Gdn/Zul)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini