Sukses

Desahan di Kokpit Lion Air, Kasus Pertama di Dunia

Kasus desahan di Kokpit Lion Air dianggap telah mencoreng nama penerbangan nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai penerbangan Lion Air kembali menuai kontroversi. Pasalnya, seorang penumpang bernama Lambertus Maengkom melaporkan jika pilot pesawat Lion JT 990 menawarkan pramugari berstatus janda kepada para penumpang.

Tak sekadar itu, Lambertus juga mengaku mendengar suara desahan di kokpit pesawat Lion Air.

Pengamat penerbangan Universitas Gadjah Mada Arista Admadjati pun menyayangkan hal tersebut. Menurut dia, kejadian itu mencoreng nama penerbangan nasional. Dalam catatannya, hal semacam itu belum pernah terjadi di dunia.

Apalagi hal tersebut sepertinya benar-benar terjadi karena diberitakan oleh banyak dan media.


"Kalau benar ini skandal yang memalukan. Jarang, di Indonesia di dunia. Standar pilot tidak hanya kesehatan fisik, harus kejiwaan. Sebelum memegang kendali kokpit, kesehatan secara umum dan kejiwaan juga," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta (19/11/2015).

Dia menuturkan terkait dengan hal tersebut, Lion Air mesti menjatuhkan sanksi yang tegas kepada pegawainya."Karena ratusan penerbangan tiap hari. Image-nya memalukan dunia penerbangan," ucapnya.

Arista juga meminta agar seleksi untuk perekrutan awak pesawat lebih diperketat. Tidak hanya bersifat seleksi fisik, tetapi juga aspek psikologisnya.

"Setiap 6 bulan tes ulang, dari sisi kejiwaan psikologis, jangan normatif saja," tandas dia.

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan investigasi terhadap laporan adanya desahan di kokpit. "Kami sedang melakukan investigasi soal laporan penumpang itu, jadi kami belum bisa mengambil kesimpulan," kata Edward ketika dihubungi Liputan6.com di Jakarta.

Menurut Edward, manajemen perusahaan tengah melakukan sejumlah konfirmasi kepada krunya yang berada dalam pesawat itu. Selain itu, Lion Air juga masih membutuhkan keterangan dari beberapa penumpang yang saat itu turut dalam pesawat.

"Kita tidak bisa dengar dari satu orang, kita butuh waktu. Kita baru menerima laporan dari penumpang," ucap Edward. (Amd/Ndw)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini