Dua Faktor Ini Bikin Harga Minyak Bervariasi

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia cenderung bervariasi pada awal pekan ini dipicu Arab Saudi yang berjanji untuk menstabilkan harga minyak. Di sisi lain para trader atau pedagang khawatir terhadap pasokan minyak bertambah.

Harga minyak Brent ditutup naik 17 sen menjadi US$ 45,83 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melemah 15 sen ke level US$ 41,75.

Harga minyak mentah menguat di awal perdagangan seiring Arab Saudi berjanji untuk menstabilkan harga minyak. Pernyataan Arab Saudi telah menaikkan harga minyak dari level terendah dalam 2,5 bulan.

Hal itu lantaran pelaku pasar menyambut dengan reaksi beragam antara antusias dan skeptis. Ada pun pertemuan negara produsen minyak atau OPEC dilakukan pada 4 Desember. Akan tetapi, pelaku pasar merealisasikan keuntungan karena khawatir kenaikan pasokan minyak.

Perusahaan Genscape melaporkan kalau ada kenaikan pasokan minyak 2,2 juta barel di Cushing, Oklahoma, Amerika Serikat (AS). Dari survei Reuters kepada analis juga menunjukkan kalau persediaan minyak mentah di AS naik 1,1 juta barel pada pekan lalu. Sentimen tersebut mengkhawatirkan pasar.

"Perhatian menyeluruh di pasar yaitu perkembangan tingkat persediaan minyak mentah, dan itu tampaknya tidak akan mereda meski kilang yang berjalan kuat," ujar Analis Price Futures Group Phil Flynn, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (24/11/2015).

Para hedge fund dan spekulan besar pun memangkas taruhan untuk harga minyak

terutama jenis WTI. Harga minyak acuan AS itu berada di posisi terendah sejak Agustus. "Ekspansi dramatis membawa harga minyak WTI masih mengalami tekanan," kata Jim Ritterbusch, Konsultan Ritterbusch dan Associates. (Ahm/Igw)