Sukses

NTB Bakal Bangun Pabrik Pengolahan Kosmetik Berbahan Rumput Laut

Rumput laut jenis konsumsi, sudah dikembangkan panganan seperti dodol, manisan, agar-agar, hingga aneka pangan bahan rumput laut.

Liputan6.com, Jakarta - Rumput laut menjadi komoditas unggulan Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun memang pengembangan komoditas tersebut belum maksimal. Dari 25.206 hektare lahan yang berpotensi untuk ditanami rumput laut, baru 13.213 hektare yang dipergunakan.

Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin mengatakan, budidaya rumput laut merupakan program unggulan. Karena dari segi penanaman hingga panen sangat cepat sehingga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.

Rumput laut jenis konsumsi, sudah dikembangkan panganan seperti dodol, manisan, agar-agar, hingga aneka pangan bahan rumput laut. 

"Non konsumsi akan di bangun unit pengolahan kosmetik dengan bahan rumput laut. Kami punya 43 hotel berbintang yang punya fasilitas spa yang bisa memanfaatkan bahan dari rumput laut, sehingga pembudidaya tertarik dengan pengembangan. Belum hotel lainnya," kata dia dalam peresmian laboratorium dan greenhouse kultur jaringan rumput laut yang dibacakan staf ahli Pemprov NTB M Nasir Sepeeti ditulis, Jumat (27/11/2015). 


Dia mengatakan, untuk mempermudah pembudidaya, Pemprov bekerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk sertifikasi tanah pembudidaya rumput laut sehingga bisa mendapat fasilitas kredit dari bank.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Barat Aminollah mengatakan, hasil budidaya rumput laut pada 2014 sebanyak 732 ribu sedangkan target pada 2015 adalah 850.000 ribu. "Dari 732 ribu, jenis glacilaria tidak sampai 10 persen," kata dia.

Dia menuturkan, pengolahan rumput laut pun tersebar di semua kabupaten dan ada 76 unit UKM untuk pengolahan, terutama rumput laut jenis cottonii. "Untuk keperluan kosmetik pada 2016, Kita bangun gedungnya. Produksinya bisa sabun mandi," kata dia.

Kepala bidang perencanaan budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Sasi Rustandi menambahkan, gedung untuk pabrik kosmetik dibangun oleh pemerintah provinsi sedangkan isi, alat, dan pengelolaannya oleh pihak swasta.

"Gedungnya Rp 2,5 miliar, untuk swastanya dari Bogor yaitu Ocean Fresh. Targetnya nanti dari sampo, sabun mandi, pasta gigi, srub, body lotion ya untuk kecantikan," kata dia.

Sasi mengatakan, nantinya akan ada surat edaran supaya pengelola hotel di NTB menggunakan produk dari rumput laut. "Harapan kita, kalau ke NTB oleh-olehnya rumput laut, seperti kalau ke Bandung ada brownis, kalau Yogyakarta ada gudeg," tandas Sasi. (Mevi/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.