Sukses

Arifin Panigoro Minati Newmont, Ini Tanggapan Mantan Bos BEI

Bila Medco mengambilalih Newmont Nusa Tenggara maka ujian selanjutnya mengoperasikan tambang tembaga dan emas Newmont.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito menyangsikan kemampuan perusahaan minyak dan gas nasional, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengelola tambang PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) jika sang pemilik Arifin Panigoro mencaplok 76 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara.

"Itu bagus saja. Tapi kalau yang dibeli sahamnya Sumitomo dan Mining Newmont, artinya uang keluar dari Indonesia atau capital outflow. Mungkin pendanaan Pak Arifin dari luar negeri, jadi impas. Paling tidak positifnya dimiliki orang Indonesia," kata dia di Jakarta, Jumat (27/11/2015).

Sekadar informasi, komposisi pemegang saham NTT saat ini adalah 56 persen saham dikuasai konsorsium Sumitomo dan Newmont Indonesia Ltd (NIL), 24 persen dipegang PT Multi Daerah Bersaing (MDB) yang merupakan konsorsium PT Multicapital Indonesia dan PT Daerah Maju Bersaing (DMB) milik 3 pemerintah daerah di NTB.

Pemegang saham lainnya adalah PT Pukuafu Indah sebesar 17,8 persen dan 2,2 persen lainnya dipegang oleh PT Indonesia Masbaga Investama. Dan sisa 7 persen sahamnya yang menjadi kewajiban divestasi NNT kepada pemerintah.

Hanya saja, Ito mengaku, jika mengambilalih saham NNT, ujian PT Medco Energi Internasional Tbk selanjutnya adalah mengoperasikan tambang tembaga dan emas Batu Hijau. Lantaran kinerja perusahaan tambang maupun migas di Tanah Air sedang mengalami kesulitan atau penurunan akibat pelemahan harga komoditas di pasar internasional.

"Memang Newmont masih tambang terbuka relatif mudah untuk dioperasikan. Ujiannya Medco memang operasi tambang Newmont, apakah sudah punya teknologi canggih atau belum. Itu yang masih harus diuji, karena kita punya PT Aneka Tambang Tbk yang performance sekarang kurang bagus, apakah itu cerminan perusahaan Indonesia mengelola tambang emas dan mineral," terang Ito. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini