Sukses

Buruh Klaim Gelombang PHK Mulai Mereda

Serikat pekerja mengklaim tak ada lagi perusahaan yang merumahkan buruh karena apresiasi nilai tukar rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang marak terjadi sejak awal tahun kini berangsur-angsur mereda.

Kini bahkan diklaim serikat pekerja, tak ada lagi perusahaan yang merumahkan buruh karena apresiasi nilai tukar rupiah.

"Sudah tidak ada PHK kok. Saya memang pernah bilang ada potensi 100 ribu buruh di PHK akibat pelemahan rupiah. Tapi itu perkiraan ya," ucap Presiden KSPI, Said Iqbal saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (30/11/2015).

Kondisi perbaikan ini, diakuinya, bukan karena paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah sejak September lalu. Ia memperkirakan paket kebijakan tersebut baru akan terasa dalam jangka menengah 2-3 tahun mendatang.


Paling penting, sambung Said, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan yang sebagian besar masih menggantungkan impor bahan baku.  

"Buruh yang pernah dikurangi jam kerjanya mulai kembali normal, Panasonic dan pabrik tekstil tidak jadi PHK. Itu karena rupiah sudah kembali ke posisi normal atau menguat. Penguatan rupiah bukan karena paket kebijakan pemerintah, tapi karena The Fed tidak jadi naikkan tingkat suku bunga," tegas Said.

Sementara Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengusaha Tekstil (API), Benny Soetrisno mengakui hal yang sama. Bahwa data buruh yang terkena PHK masih pada posisi sekitar lebih 26 ribu orang.

"Datanya masih sama sekitar 26 ribu karyawan, tidak semakin banyak. Tertahannya angka PHK karena paket kebijakan ekonomi pemerintah," pungkasnya.  (Fik/Nrm)
   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini