Sukses

MEA Berlaku, RI Bakal Jadi Negara Super Power

Jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, produk-produk Indonesia akan bersaing dengan produk dari negara-negara lain di ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang masuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, produk-produk Indonesia akan bersaing dengan produk dari negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Jika produk lokal tidak siap dalam persaingan ini, Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi negara lain.

Pengamat ekonomi Firmanzah mengatakan, Indonesia saat ini menjadi pasar yang sangat menggiurkan dibandingkan dengan negara lain. Buktinya, sekitar 40 persen konsumen kelas menengah di kawasan ini ada di Indonesia. Selain itu, produk domestik bruto (PDB) ASEAN juga 25 persennya berasal dari Indonesia.

"Sekitar 25 - 26 persen PDB ASEAN ada di Indonesia, dan 40 persen kelas menengahnya ada di Indonesia. Jadi sebenarnya kita ini negara super power di ASEAN. Tapi kita harus confindence," ujarnya pada acara Consumer Gathering Sucofindo, di Jakarta, Kamis (3/11/2015).

Namun sayangnya, ujar Firmanzah, dengan pasar yang begitu besar, industri lokal belum mampu memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri. Hal ini patut diwaspadai pemerintah jika tidak ingin impor Indonesia melonjak tinggi saat MEA berlangsung.

"Singapura dan Malaysia kini jadi access supply, sedangkan kita access demand. Kelas menengah kita tumbuh tinggi, tapi suplai kurang. Untuk menutupi permintaan ini, sisanya kita harus impor," lanjut dia.

Meski demikian, menurut Firmanzah, Indonesia tidak perlu khawatir dengan kondisi seperti ini. Jika pemerintah bisa mendorong industri lokal untuk melakukan ekspor maka masih ada pasar yang terbuka lebar bagi produk-produk Indonesia.

"Peluang pasar masih sangat terbuka, seperti di Vietnam, Kamboja, Loas. Teman-teman kita di Filipina dan Thailand juga sebenarnya butuh produk dari Indonesia. Selain itu, jika perusahaan di negara lain bisa masuk ke Indonesia, kita juga punya kesempatan yang sama untuk masuk ke pasar Filipina, Thailand dan Laos," tandasnya. (Dny/Ndw)*

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.