Sukses

Paket Kebijakan Jilid VII Mampu Tahan Pelemahan Rupiah

Pelemahan rupiah tidak terlalu tajam karena ada sentimen dari dalam negeri yang mampu menahan penguatan dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan di awal pekan ini. pelemahan tersebut disebabkan karena membaiknya data tenaga kerja AS.

Mengutip Bloomberg, Senin (7/12/2015), rupiah diperdagangkan di angka 13.843 per dolar AS pada pukul 12.15 WIB. Level tersebut melemah tipis jika dibandingkan dengan pembukaan yang di level 13.824 per dolar AS dan juga penutupan pada pekan lalu 13.834 per dolar AS.

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah diperdagangkan di level 13.823 per dolar AS hingga 13.860 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah telah melemah 11,70 persen.


Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), rupiah berada di level 13.837 per dolar AS. Melemah tipis jika dibandingkan dengan Jumat kemarin yang ada di level 13.833 per dolar AS.

Pelemahan rupiah ini lebih disebabkan karena penguatan indeks dolar AS. Indeks yang merupakan acuan kekuatan dolar AS terhadap 10 mata uang utama dunia tersebut menguat setelah Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen memberikan sinyal bahwa mereka akan menaikkan suku bunga pada tahun ini.

Pernyataan Yellen tersebut juga disokong dengan membaiknya data tenaga kerja yang naik di atas perkiraan. Tingkat pengangguran turun menjadi 5,1 persen, terendah dalam lebih dari tujuh tahun.

"Dolar AS memang diperdagangkan menguat yang merupakan reaksi dari rencana kenaikan suku bunga karena adanya perbaikan data pegangguran," jelas Analis Mata Uang Standard Chartered Plc, Eimear Daly, seperti dikutip dari Bloomberg.

Namun memang, pelemahan rupiah tidak terlalu tajam karena ada sentimen dari dalam negeri yang mampu menahan penguatan dolar AS.

"Paket kebijakan ekonomi VII yang diluncurkan pada Jumat sore mulai menyasar ke sisi permintaan walaupun dengan beberapa syarat," jelas EKonomi PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta.

Dengan menyasar ke sisi permintaan tersebut maka dampaknya kepada pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat dirasakan jika dibandingkan dengan kebijakan yang menyasar ke sisi penawaran. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini