Sukses

Asosiasi Industri Smelter Resmi Dibentuk

Terdapat 16 industri smelter yang telah beroperasi dan 6 Smelter baru mulai beroperasi di 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) secara resmi dibentuk. Peresmian tersebut dilakukan oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin dengan pelantikan para pengurus AP3I di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Ketua Umum AP31, Tri Hadi Santoso mengatakan, pembentukan asosiasi ini telah lama ditunggu oleh perusahaan-perusahaan di bidang pengolahan dan pemurnian atau smelter. Meski baru dibentuk, asosiasi tersebut telah beranggotakan 24 perusahaan pemurnian.


"Kami ini terdiri dari prusahaan-perusahaan yang sudah beroperasi. Kami menerima anggota adalah perusahaan-perusahaan yang sudah nyata di lapangan. Tingkat kemajuan konstruksi kurang lebih sudah 30 persen hingga 40 persen dan rencananya sudah jelas," ujarnya di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (15/12/2015).

Menurut Tri, dengan adanya asosiasi ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi pengusaha pemurnian hasil tambang untuk menyampaikan masukan, keluhan dan aspirasinya kepada pemerintah sehingga industri di sektor ini bisa terus berkembang. "Kami juga ingin agar forum ini menjadi suatu batu utama untuk kami melangkah kedepan," tandasnya.

Selain Saleh, pembentukan asosiasi ini juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot Ariyono dan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika I Gusti Putu Suryawirawan.

Smelter baru

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengukuhkan pengurus Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I). Dengan pembentukan asosiasi ini diharapkan industri smelter logam semakin berkembang dan berperan besar pada pengembangan industri secara menyeluruh.

Saleh mengatakan, sejauh ini smelter logam telah meliputi beberapa bidang industri pengolahan bijih logam yaitu industri smelter besi baja, industri smelter alumina, industri smelter tembaga serta industri smelter nikel dan ferronikel.

Dari sejumlah smelter tersebut, terdapat 16 industri smelter yang telah beroperasi dan 6 smelter lainnya masih belum beroperasi namun diharapkan akan siap beroperasi pada 2016.

"Pendirian industri-industri smelter tersebut diharapkan akan membantu hilirisasi industri logam yang selama ini masih banyak bergantung pada bahan baku impor," ujarnya.

Menurut Saleh, pendirian industri smelter logam dalam jangka panjang dapat mendorong industri lain di luar industri logam karena fungsi produk logam sebagai bahan baku utama maupun bahan baku pendukung industri lain.

Sebagai contoh, pengembangan industri smelter nikel akan menghasilkan ferronikel yang akan digunakan sebagai bahan baku plat stainless steel untuk selanjutnya digunakan di industri peralatan rumah tangga, industri komponen otomotif serta industri logam hilir lainnya.

"Juga pengembangan industri peralatan elektronika dan alat komunikasi yang selama ini banyak menggunakan bahan baku tembaga untuk lapisan PCB serta industri alat pertahanan yang membutuhkan baja dengan klasifikasi khusus," tandasnya. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini