Sukses

Stok Melimpah Bikin Harga Minyak Susut

Data mingguan lembaga Administrasi Informasi Energi (EIA) AS menunjukkan peningkatan stok hingga 4,8 juta barel.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia jatuh ke posisi terendah dipicu kenaikan pasokan hingga menembus rekor.

Melansir laman Wall Street Journal, Kamis (17/12/2015), harga minyak mentah AS telah jatuh 15 persen bulan ini di tengah kekhawatiran bahwa kelebihan pasokan minyak mentah dunia akan berlanjut hingga 2016.

Harga minyak mentah AS jenis light sweet untuk pengiriman Januari turun US$ 1,83 atau 4,9 persen menjadi US$ 35,52 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini penutupan terendah sejak Februari 2009.

Sementara harga Brent, patokan minyak global, jatuh US$ 1,26 atau 3,3 persen ke posisi US$ 37,19 per barel di ICE Futures Europe. Ini menjadi level terendah sejak Desember 2008.

Ini terjadi karena produksi minyak dunia terus bertambah, di mana produsen terus memompa produksi untuk memaksimalkan pendapatan meskipun harga minyak rendah.

Data mingguan lembaga Administrasi Informasi Energi (EIA) AS menunjukkan peningkatan stok hingga 4,8 juta barel.

Analis yang disurvei The Wall Street Journal berharap lembaga ini melaporkan jika persediaan minyak mentah turun 1,4 juta barel pekan lalu.  

AS mengimpor 8,3 juta barel minyak mentah per hari, tingkat mingguan tertinggi sejak September 2013. Impor meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena produksi AS telah menurun dan negara ini memiliki lebih banyak ruang penyimpanan yang tersedia untuk minyak mentah dari wilayah lain.

"Pasar AS sebenarnya tersedot naik yang menjadi bagian dari surplus pasokan dan permintaan global," kata Tim Evans, Analis Citigroup Inc.

Di mana kebutuhan bensin dan minyak sulingan, termasuk minyak pemanas dan solar juga naik. Adapun stok komersil dan sulingan meningkat sebesar 5 juta barel menjadi 1,31 miliar barel, ini merupakan rekor dalam catatan EIA jika menelisik ke tahun 1990.

Persediaan minyak mentah biasanya jatuh pada akhir tahun ini, karena kilang membeli lebih banyak minyak mentah untuk mengolahnya menjadi minyak pemanas guna memenuhi permintaan. Kenyataannya konsumsi minyak rendah tahun ini karena cuaca di AS yang cukup baik.(Nrm/Ndw)




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini