Sukses

BI Rate Diprediksi Turun Usai Suku Bunga Acuan AS Naik

Kesempatan menurunkan suku bunga ini sudah menjadi keharusan mengingat angka inflasi yang sampai saat ini dinilai cukup rendah.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan pada Kamis (17/12/2015) ini. Rapat digelar antara lain membahas kondisi perkembangan terkini perekonomian nasional.

Pembahasan RDG nampaknya bakal sedikit ketat, seiring keputusan Bank Sentral Amerika (The Fed) yang menaikan suku bunga acuannya di level 0,25 persen - 0,5 persen.

Seiring keputusan The Fed tersebut, BI diprediksi akan menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) seperti permintaan banyak pihak.‎

‎"Saya harapkan akan diturunkan, karena The Fed sudah naikan bunga," kata Kepala Ekonom Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat‎ saat berbincang dengan Liputan6.com.

Menurut Budi, kesempatan menurunkan suku bunga ini sudah menjadi keharusan mengingat angka inflasi yang sampai saat ini dinilai cukup rendah. Ini tidak lepas dari peran BI melalui Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) yang terus berkomunikasi dengan pemerintah.


Dengan menurunkan suku bunga, menurut Budi, bakal membantu pemerintah dalam menopang pertumbuhan ekonomi di tahun 2016.‎

"Kita butuh growth, bursa membaik dan rupiah tidak terlalu jelek‎, yang terpenting cara BI berkomunikasi," papar Budi.

Selama ini, BI dinilai lebih‎ banyak mengeluarkan kebijakan yang bersifat bertahan. Kini, dengan kondisi ekonomi domestik saat ini, sudah saatnya BI diminta lebih agresif.

Seperti diketahui, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akhirnya memutuskan kenaikan suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade. Ini menandakan keyakinan bahwa sebagian besar ekonomi AS telah pulih dari dampak krisis keuangan 2007-2009.

Komite Kebijakan The Fed memutuskan kisaran kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,25 - 0,50 persen. Keputusan ini mengakhiri perdebatan panjang tentang apakah ekonomi AS cukup kuat untuk menahan biaya pinjaman yang lebih tinggi.

"Para hakim Komite melihat ada perbaikan yang cukup besar dalam kondisi pasar tenaga kerja tahun ini. Hal itu cukup memberi keyakinan bahwa inflasi akan naik dalam jangka menengah dengan target 2 persen," kata The Fed dalam pernyataannya, melansir laman Reuters.(Yas/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini