Sukses

Asia Sambut Positif Kenaikan Suku Bunga Bank Sentral AS

Kenaikan suku bunga bank sentral AS menandakan pertumbuhan ekonomi AS membaik.

Liputan6.com, Jakarta - Para pembuat kebijakan di Asia menyambut baik keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan suku bunga acuannya pertama kali dalam hampir satu dekade.

Hal itu dilihat sebagai tanda pertumbuhan ekonomi AS lebih baik. Namun memang kenaikan suku bunga bank sentral AS ini juga memberikan kekhawatiran terhadap kemungkinan arus modal keluar, terutama dari negara berkembang.

Adapun sejumlah bank sentral di Asia yang akan bereaksi pertama terhadap langkah bank sentral AS adalah Filipina, Indonesia, dan Taiwan.

Gubernur bank sentral Filipina Amando Tetangco menuturkan kenaikan suku bunga bank sentral AS berdampak terhadap pasar negara berkembang. Mata uang di kawasan Asia dapat terus melemah terhadap dolar AS dan modal asing dapat keluar dari negara berkembang, meski tidak terlalu signifikan.

"Pernyataan bank sentral AS harus menarik kepercayaan dengan melihat pertumbuhan ekonomi dan inflasi di AS," ujar Tetangco, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (17/12/2015).

Bursa saham Asia pun menyambut positif atas kebijakan the Fed, seperti saham Jepang dan China. Bahkan, volatilitas bursa saham pun menurun. Reaksi pasar tersebut mencerminkan kalau investor yakin ekonomi AS cukup kuat untuk menahan biaya lebih tinggi dari pinjaman.

Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengatakan bahwa bank sentral AS telah memutuskan hal tepat seiring ekonomi AS yang membaik.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga menuturkan langkah bank sentral AS itu tidak selalu buruk bagi ekonomi dan kebijakan Jepang. Pihaknya akan terus memantau kebijakan moneter AS dan reaksi global terhadap langkah bank sentral AS.

Sementara itu Wakil Menteri Keuangan Joo Hyung Hwan menuturkan kenaikan suku bunga bank sentral AS tidak akan mempengaruhi ekonomi Korea Selatan. Pihaknya juga akan terus memantau pasar keuangan dan memutuskan langkah yang diperlukan sesuai rencana darurat jika diperlukan.

Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai keputusan bank sentral AS tersebut memberikan kepastian. Dampaknya pun positif seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah menguat.

Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akhirnya memutuskan kenaikan suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade. Ini menandakan keyakinan bahwa sebagian besar ekonomi AS telah pulih dari dampak krisis keuangan 2007-2009.

Komite Kebijakan The Fed memutuskan kisaran kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,25-0,50 persen. Keputusan ini mengakhiri perdebatan panjang tentang apakah ekonomi AS cukup kuat untuk menahan biaya pinjaman yang lebih tinggi.

"Para hakim Komite melihat ada perbaikan yang cukup besar dalam kondisi pasar tenaga kerja tahun ini. Hal itu cukup memberi keyakinan bahwa inflasi akan naik dalam jangka menengah dengan target 2 persen," kata The Fed dalam pernyataannya.

The Fed memperjelas jika kenaikan suku bunga adalah awal siklus dari langkah pengetatan, di mana dalam keputusan selanjutnya akan lebih memantau kondisi inflasi, yang berada di bawah target.

"Mengingat angka inflasi di bawah 2 persen, Komite akan berhati-hati dalam memantau kemajuan aktual dan diharapkan menuju target inflasi. Komite berharap kondisi ekonomi akan berkembang dengan cara yang akan menjamin peningkatan.(Ahm/Igw)**

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.