Sukses

Bantu Temukan Pengebom Pesawat, Rusia Janjikan Rp 698 Miliar

Sebuah bom meledakkan pesawat Airbus 321 yang tengah melintas di atas Mesir dan menewaskan 224 penumpang, termasuk 209 warga Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Tahun ini, aksi teror dan pengeboman di pesawat kembali terjadi. Pada 31 Oktober 2015, sebuah bom meledakkan pesawat Airbus 321 yang tengah melintas di atas Mesir dan menewaskan 224 penumpang di dalamnya, termasuk 209 warga Rusia.
 
Meski pemerintah Mesir menekankan, investigasi resmi mengenai kecelakaan tersebut belum selesai, tapi pemerintah Rusia telah mengambil tindakan keras atas serangan bom tersebut.
 
Setelah investigasi berlangsung selama satu bulan penuh dengan dugaan penyelundupan bom di dalam pesawat, Rusia mengumumkan pihaknya menghentikan seluruh penerbangan menuju Mesir.
 
Selain itu, sebanyak 80 ribu warga Rusia juga dipulangkan dari Mesir. Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan hadiah senilai US$ 50 juta atau Rp 698,5 miliar (kurs: Rp 13.969/US$) untuk informasi yang dapat membantu pihaknya menangkap pelaku pengeboman tersebut.
 
Lantas pihak mana yang kini diduga kuat menjadi dalang pengeboman pesawat berisi 209 warga Rusia tersebut? Berikut ulasan singkatnya seperti dilansir dari Reuters, The Guardian, CNN, BBC dan sejumlah sumber lain, Jumat (18/12/2015):

Ledakan di pesawat Airbus 321
Sebuah gambar dari Kementerian Pertahanan Rusia yang memperlihatkan serangan bom dari Pesawat Tempur Tupolev TU-22 milik Rusia menyerang  lokasi yang diduga tempat persembunyian kelompok ISIS di Suriah, Kamis (19/11/2015).  (Reuters) 
Sebuah bom rakitan diduga kuat menjatuhkan pesawat Metrojet di atas gurun Sinai Mesir pada 31 Oktober 2015. Pesawat yang diduga meledak di udara sebelum akhirnya terjatuh itu menewaskan seluruh penumpang termasuk 209 diantaranya warga Rusia.
 
Setelah melakukan investigasi selama satu bulan pemerintah Rusia mengkonfirmasi bahwa pesawat tersebut hancur akibat serangan teroris.
 
Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah untuk menemukan dan memberikan hukuman keras pada setiap pihak yang bertanggungjawab atas ledakan itu.
 
Meski begitu, pemerintah Mesir membantah laporan adanya dua karyawan bandara Sharm el-Sheikh yang ditangkap pihak berwajib terkait pengeboman itu.
 
Sejauh ini, badan keamanan FSB Rusia mengatakan, para investigator telah mengambil kesimpulan dari jejak-jejak ledakan pada puing-puing pesawat.
 
Hasilnya, bom rakitan merupakan penyebab utama kecelakaan. Kepala FSB Alexander Bortnikov mengatakan, kecelakaan pesawat merupakan aksi teroris setelah menyelidiki barang-barang milik penumpang, bagasi dan puing-puing pesawat.
 
Menurut para pakar di Rusia, alat peledak seberat 1 kilogram (kg) meledak di udara dan menyebabkan pesawat hancur di udara.

Hadiah uang Rp 698,5 miliar 
  Vladimir Putin, politikus Rusia yang berhasil menjabat Presiden sejak 7 Mei 2012 silam.
Putin bersumpah tak akan pernah berhenti mencari tahu siapa pelaku dibalik peledakan pesawat Rusia yang tengah melintas di Mesir tersebut. Selain itu, dia juga menegaskan akan semakin gencar melakukan penyerangan pada seluruh militan di Suriah setelah pihaknya memastikan ledakan itu sebagai aksi teroris.
 
Putin juga memerintahkan tentara Rusia di timur Mediterania untuk fokus melakukan penyerangan di laut dan udara bersama dengan tentara Prancis.
 
Sebelumnya, pemerintah Rusia telah beberapa kali meluncurkan rudal ke Suriah dan kini mengumumkan ekspansi serangan dengan tambahan 37 pesawat militer.
 
"Kami akan temukan mereka di manapun di atas planet ini dan memberikan hukuman yang setimpal," tegas Putin.
 
Pemerintah melalui badan keamanan FSB juga mengumumkan hadiah Rp 698,5 miliar dalam pencarian pelaku pengeboman tersebut.
 
Hingga bulan lalu, Rusia terus mengajak berbagai negara Barat untuk memerangi serangan para teroris. 

Rusia Serang ISIS
 image of ISIS men with their weapon
Rusia memulai berbagai serangan udara ke Suriah sejak akhir September. Pemerintah Rusia selalu mengatakan, target utamanya adalah ISIS, tapi sebagian bomnya justru menghantam teritoriti kelompok islam lain.
 
Rusia juga dikabarkan telah menyerang Raqqa, yang diduga menjadi markas ISIS. Kondisi ini menandakan pemerintah Rusia semakin tegas mengenai serangannya.
 
Tentara Prancis mengatakan, serangan pesawat komersial Rusia merupakan alarm yang membuat Rusia semakin gencar menyerang ISIS. Putin juga memerintahkan tentaranya untuk terus mencari kemungkinan pihak-pihak yang terlibat sambil terus melakukan penyerangan.(Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.