Sukses

Harga Emas Pulih Didorong Pelemahan Dolar AS

Harga emas berjangka untuk pengiriman Maret 2016 ditutup naik 1,5 persen menjadi US$ 1.065 per ounce.

Liputan6.com, New York - Harga emas menguat pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Pendorong penguatan harga emas karena pelaku pasar melakukan aksi borong setelah penurunan tajam di sesi perdagangan sebelumnya.

Mengutip Wall Street Journal, Sabtu (19/12/2015), harga emas berjangka untuk pengiriman Maret 2016 ditutup naik 1,5 persen menjadi US$ 1.065 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Sebelumnya atau pada perdagangan Kamis, harga emas ditutup pada level terendah dalam enam tahun terakhir. Pelemahan emas di perdagangan sebelumnya tersebut terjadi karena sentimen dari kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Bank Sentral AS memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade pada 16 Desember 2015 pukul 2 siang waktu setempat. Ini menandakan keyakinan bahwa sebagian besar ekonomi AS telah pulih dari dampak krisis keuangan 2007-2009.


Komite Kebijakan The Fed memutuskan kisaran kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen hingga 0,50 persen. Keputusan ini mengakhiri perdebatan panjang tentang apakah ekonomi AS cukup kuat untuk menahan biaya pinjaman yang lebih tinggi.

Untuk penguatan harga emas pada perdagangan Jumat ini lebih disebabkan pelemahan nilai tukar dolar AS. "Pelaku pasar sedikit memberikan kekuatan kepada harga emas di akhir pekan ini," jelas senior vice president RBC Capital Markets Global Futures, George Gero.

The Wall Street Journal Dollar Index yang merupakan indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap 16 mata uang dunia lainnya baru-baru ini mengalami penurunan 0,5 persen menjadi 90,28.

Pelemahan nilai tukar dolar AS ini menjadi berita bagus untuk emas yang membuat komoditas yang diperjualbelikan dengan menggunakan dolar AS tersebut menjadi lebih murah jika pelaku pasar melakukan pembelian dengan mata uang lainnya.

Untuk diketahui, harga logam mulia emas telah mengalami penurunan lebih dari 10 persen pada tahun ini. Hal tersebut terjadi karena penguatan dolar AS dan juga aksi jual dari investor yang kawatir karena rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS.

Dengan kenaikan suku bung Bank Sentral AS, emas harus berjuang untuk melawan instrumen pasar modal maupun pasar keuangan yang mnemberikan keuntungan kenaikan harga dan juga imbal hasil. (Gdn/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.