Sukses

4 Prediksi dari Bankir Wall Street Soal Ekonomi China di 2016

Apa sebenarnya yang akan terjadi kepada negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia pada 2016 nanti?

Liputan6.com, New York - Para ekonom dan analis di Amerika Serikat (AS) telah membuat perkiraan mengenai pertumbuhan ekonomi di 2016. Salah satu yang banyak disorot adalah mengenai ketidakpastian di China.

Tidak berlebihan jika ada ungkapkan yang menyatakan bahwa jika China bersin maka seluruh dunia akan ikut demam. "Risiko paling besar yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global adalah jika pertumbuhan ekonomi China melambat lebih dalam dari yang kami perkirakan," tulis analis Citi dalam laporannya.


"China sedang melakukan transisi ekonomi dari yang semula didorong oleh sektor manufaktur menjadi sektor konsumsi dan mengarah ke pasar bebas. Perubahan tersebut akan menciptakan ketidakpastian pertumbuhan ekonomi dan juga prospek pergerakan arus modal," tulis analis UBS dalam laporan periskop investasi di 2016.

Apa sebenarnya yang akan terjadi kepada negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia pada 2016 nanti? Di bawah ini adalah rangkuman dari prediksi beberapa bankir di Wall Street.

Pertumbuhan ekonomi melambat namun tak sampai krisis

Pertumbuhan ekonomi China masih akan terus melambat pada tahun depan. Namun para bankir Wall Street memperkirakan perlambatan tersebut tidak akan sampai membuat China Krisis di 2016 nanti. Analis dari Barclays Research memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan melambat hingga ke level 6 persen, sedangkan Analis UBS sedikit lebih optimistis di level 6,2 persen.

Namun, Citi Research lebih pesimistis dari kedua lembaga sebelumnya dengan memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi China akan berada di kisaran 5 persen.

Tidak ada keraguan bahwa China akan menghadapi banyak masalah pada tahun depan seperti contohnya kenaikan upah buruh. Namun para Bankir Wall Street tetap optimistis bahwa pemerintah negara tersebut mampu menangani transisi dari manufaktur ke konsumsi tersebut.

"Dalam jangka panjang kami melihat ada kemungkinan jatuh dengan keras, tapi dalam waktu dekat ini masih ada tanda-tanda kestabilan," tulis laporan Credit Suisse.

Masih ada peluang penurunan suku bunga

Setelah menurunkan suku bunga berulang kali di 2015 ini, Bank Sentral China masih akan tetap berpeluang melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter untuk menahan perlambatan ekonomi. Salah satu alasan dijalankannya kebijakan tersebut karena tekanan deflasi akibat melemahnya pertumbuhan.

Barclays Research memperkirakan akan ada dua kali penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di semester I 2016 nanti, yang dilakukan untuk memberikan sentimen dukungan ke palaku pasar dan mengurangi beban utang.

Yuan masih akan terus terdepresiasi

2015 merupakan tonggak yang sangat penting bagi mata uang yuan. IMF secara resmi setuju untuk memasukkan yuan ke dalam keranjang mata uang patokan dunia. Yuan menjadi special drawing rights (SDR) bersama dolar Amerika Serikat (AS), euro, pound sterling dan yen.

Pada 11 Desember kemarin, People’s Bank of China atau Bank Sentral China mengisyaratkan untuk mematok mata uang yuan tidak hanya dengan Dolar AS namun juga terhadap beberapa mata uang lainnya. Hal tersebut bisa berakibat maya uang yuan akan terus tertekan. Analis Barclays memperkirakan nilai tukar dolar terhadap yuan akan turun ke 6,8 pada pertengahan 2016.

Analis Barclays memperkirakan nilai tukar dolar-yuan untuk turun ke 6,8 pada pertengahan 2016.

Arus keluar modal akan terus meningkat

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah China telah memberlakukan langkah-langkah untuk membatasi pelarian modal asing. Keluarnya dana asing melonjak pada kuartal III 2015 kemarin setelah Bank Sentral China menjalankan kebijakan baru pada Agustus kemarin.

Perpaduan antara pertumbuhan domestik yang melambat dan aturan yang bisa terhadap investasi asing akan membuat arus keluar semakin deras dan akan menciptakan tekanan kepada cadangan devisa. Citi Research memperkirakan bahwa otoritas China akan menurunkan suku bunga acuan dan depresiasi yuan yang lebih dalam. (Gdn/Zul)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini