Sukses

Dolar AS Kembali Tertekan, Ini Reaksi Menko Darmin

Pemerintah juga masih mencermati perkembangan kebijakan bank sentral AS.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah masih mewaspadai kebijakan negara lain dalam mengatasi perekonomian, termasuk Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve yang sudah menaikkan tingkat suku bunga.

Paska eksekusi kebijakan tersebut, kurs rupiah di awal pekan ini mengalami penguatan 24 poin ke level 13.893 per dolar Amerika Serikat (AS).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan merumuskan paket kebijakan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan melihat perkembangan The Federal Reserve dan kebijakan negara lain.

"Ini masih ada perkembangan kebijakan ke depan dari The Fed. Jadi kita masih mencoba mengkalkulasi seperti apa kira-kira dia (The Fed), baru kita rumuskan kebijakannya," jelas Darmin di kantornya, Jakarta, Senin (21/12/2015).

Ia mengatakan, perkembangan ekonomi global termasuk kebijakan The Fed yang diamati pemerintah Indonesia bukan semata-mata pada penyesuaian tingkat suku bunga, tapi juga memastikan suplai valuta asing (valas) aman.

"Kita sedang mempelajari lagi soal suplai valas. Kurs itu volatile sekali, jadi ada banyak hal yang harus dibicarakan dan dipersiapkan sekarang ini, mungkin ada perubahan aturan. Tapi masih perlu waktu untuk itu," jelas Darmin.

Satu hal yang diakui Darmin terkait langkah pemerintah memacu pertumbuhan ekonomi datang dari kontribusi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), seperti belanja pemerintah baik pusat maupun daerah.

"Sebenarnya untuk mengakselerasi pertumbuhan itu, pertama-tama APBN," tegas Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini.

Perihal paket kebijakan ekonomi jilid VIII yang rencananya diumumkan pada Senin ini, Darmin mengaku, harus melaporkan poin-poin yang akan dimasukkan dalam paket kepada Presiden Jokowi. Salah satunya menyangkut kilang minyak.

"Kita mau lapor dulu ke Presiden, mudah-mudahan bisa hari ini. Poin paket kebijakan salah satunya soal kilang minyak," ucap Darmin.

Berdasarkan data Bloomberg, Senin 21 Desember 2015, rupiah dibuka menguat 24 poin menjadi 13.893 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan Jumat pekan lalu di level 13.917 per dolar AS.

Menjelang Senin siang ini, dolar AS pun cenderung melemah terhadap rupiah hingga ke level 13.727. Pergerakan dolar di kisaran 13.718-13.910 terhadap rupiah pada Senin ini. Dengan penguatan tersebut, pelemahan rupiah menjadi susut 10,92 persen sepanjang 2015.

Penguatan rupiah juga diikuti kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor). Rupiah menguat 160 poin ke level 13.872 per dolar AS dari posisi 18 Desember 2015 di kisaran 14.032. (Fik/Ahm)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.