Sukses

RI Bakal Punya Galangan Kapal Terbesar Jika FLNG Terwujud

Salah satu visi dari pemerintah adalah mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu visi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) adalah mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim. Diharapkan, ekonomi nasional bisa terdorong dari potensi yang ada di sektor maritim. Salah satu potensi di sektor maritin yang sedang digadang-gadang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional adalah aktivitas penggalian ladang gas di wilayah perairan atau Floating Liquified Natural Gas (FLNG).

Wakil Rektor IV Bidang Penelitian Inovasi dan Kerja Sama, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Ketut Buda Artana mengatakan, saat ini masih terjadi perdebatan panas dan cukup panjang mengenai teknologi kelautan yang diusung untuk aktivitas penggalian ladang gas di wilayah perairan Maluku Selatan, yaitu Floating Liquified Natural Gas (FLNG).

Teknologi Floating Liquified Natural Gas (FLNG) masih terbilang sangat baru dan hingga saat ini belum ada fasilitas FLNG yang secara resmi telah dioperasikan. Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang dianggap memiliki kapasitas dan potensi untuk menggunakan teknologi revolusioner yang mampu memberikan akses kepada lokasi gas yang paling sulit dijangkau ini.

"Membawa teknologi ini ke Indonesia bukanlah tanpa tantangan. Jika kemudian proyek ini dapat berjalan sesuai rencana, hal pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kapasitas galangan kapal di Indonesia, karena untuk proses finalisasi pabrikasi fasilitas FLNG ini dibutuhkan galangan kapal seluas 485 meter, sementara galangan kapal terbesar di Indonesia saat ini hanya sebesar 380 meter," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (22/12/2015).

Jika memang teknologi tersebut diterapkan, bukan tidak mungkin Indonesia akan memiliki galangan kapal terbesar kedua di dunia setelah Ulsan di Korea Selatan dan memiliki kemampuan untuk berkompetisi dalam industri manufaktur perkapalan dan industri lainnya yang berbasis kelautan. 

Ia melanjutkan, konsorsium maritim yang beranggotakan 5 institusi kredibel yakni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, PT PAL Indonesia (Persero), Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, LHI-BPPT, dan PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) sudah melakukan berbagai macam studi terkait. 

Berbagai bentuk simulasi dan pengujian di laboratorium juga telah dilakukan oleh Konsorsium Maritim untuk mengukur tingkat keamanan dan keselamatan dari FLNG ini. Hasil dari segala kajian dan pengujian menunjukkan bahwa teknologi FLNG memiliki tingkat keamanan dan keselamatan yang dapat di terima.

Jika ditinjau lebih jauh, industri perkapalan Korea Selatan adalah salah satu sektor penggerak perekonomian negara ini pasca perang dunia ke II dan mampu memberikan kontribusi signifikan ke pertumbuhan industrialisasi negara serta menjadi salah satu pemain teratas global berdasarkan value dan nomor dua setelah Cina berdasarkan volume. Atau tidak perlu pergi terlalu jauh hingga Asia Timur. Mari kita menilik lebih lanjut perekonomian negara tetangga Singapura yang juga menjadikan industri perkapalan sebagai salah satu sektor dominan dalam struktur pendapatan negara. (Gdn/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini