Sukses

Ikuti Gaya Warren Buffet, Investor Ini Sukses Kembangkan Modalnya

Lupakan tren merosot di bursa saham London. Kini pelaku pasar mulai mencari saham-saham terbaik di Inggris.

Liputan6.com, Jakarta Lupakan tren merosot di bursa saham London. Kini pelaku pasar mulai mencari saham-saham terbaik di Inggris.

Dari sebuah kantor mencolok di kota yang terkenal dengan sepak bola dan pabrik ketimbang sektor keuangan, Keith Asworth mengumpulkan dana sekitar US$ 42 juta atau sekitar 28 juta poundsterling. Angka ini memang kecil dibandingkan industri investasi di Inggris mencapai 6,6 triliun pound sterling.

Asworth pun meniru gaya investasi Warren Buffet yang terkenal sebagai investor dunia dari Amerika Serikat (AS). Buffet juga dikenal sebagai Sage of Omaha. Ia menggunakan metode Buffetology dari Sanford DeLand, Inggris.

Berdasarkan data Financial Express, pengembalian investasi dari perusahaannya pun mencapai 25,3 persen hingga 22 Desember. Pengelolaan dana dari perusahaannya ini menjadi salah satu yang terbaik dari semua industri di Inggris. Hal itu termasuk orang-orang yang berinvestasi 80 persen dari aset mereka di saham Inggris.

Adapun metode Buffettology tersebut diterapkan dalam serangkaian buku yang tidak hanya didukung oleh Buffett sendiri. Formulasi metode ini juga dirumuskan oleh mantan menantunya Mary dan David Clarke, anggota Buffettologist, yang menjadi salah satu pemegang saham Berskhire Hathaway dan mempelajari strategi Buffet.

Ashworth mengagumi metode investasi Buffet tersebut tak lepas dari perjalanannya pada pertengahan 1990-an. Ketika itu ia membuat beberapa pertemuan dan perjalanan dalam konfrensi tahunan Berkshire Hathaway di Omaha, Nebraska.

"Saya sedang memilih untuk melihat investasi, dan akhirnya tertarik untuk ajaran Buffet dan rekan Berkshire Hathaway Charlie Munger, dan murid-murid mereka," kata Ashworth, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (24/12/2015).

Ia pun meluncurkan perusahaan investasinya pada 2011 setelah menerima telepon dari Clarke yang sedang mencari dana untuk lisensi Buffettology. "Saya tidak perlu membujuk, dan itu adalah pasar yang sangat kompetitif," kata dia.

Ashworth juga mengikuti gaya Buffett untuk menjalankan usahanya. Ia menghindari London untuk sebagai dasar mencari pendanaan. Seperti Buffet yang menjalankan Berkshire Hathaway dari kota Omaha, AS. "Saya selalu suka bekerja jauh dari rumor. Ini memberi saya kebebasan untuk berpikir," kata dia.

Sementara Ashworth merupakan orang pertama untuk mencoba dan meniru Buffet, manajer Nick Train of Lindsell Train dan Fundsmith Terry Smith juga menjadi penggembar untuk metode Buffetology. Metode investasi ini memang berdasarkan ajaran dan nasihat investasi dari investor AS. Cara ini melibatkan untuk membeli saham perusahaan dengan posisi pasar yang kuat, potensi pertumbuhan, tim manajemen dan kas.

Dengan menghindari tim besar analis yang disukai oleh pengelola dana besar, Ashworth memiliki tim yang menjalankan portofolio sekitar 25 saham. Ia mengatakan, metode digunakan Buffet tersebut merujuk kepada keunggulan yang tak tergoyahkan melalui kekayaan intelektual, merek dan keterampilan karyawan.

Karena itu, kepemilikan saham dari pengelola dana Ashworth itu ditempatkan di perusahaan farmasi Bioventix, perusahaan pizza Domina dan pembuat miniatur Games Workshop. Saham lain yang disukai perusahaan investasi Hargreaves Lansdown. Meski demikian agak ironi mengingat Sanford DeLand tidak membuat pengaruh untuk beli daftar investasi yang disukai perusahaan.

Ashworth juga percaya kalau berinvestasi dengan nilai perusahaan pasar lebih memiliki potensi terbaik untuk pertumbuhan jangka panjang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini