Sukses

China Punya Taksi Helikopter, Berapa Tarifnya?

Bukan lagi taksi, bis, atau kereta, China kini punya angkutan kota baru, yaitu helikopter

Liputan6.com, Jakarta - Bukan lagi taksi, bis, atau kereta, China kini punya angkutan kota baru, yaitu helikopter. Sekali perjalanan naik helikopter di China dipatok dengan tarif US$ 770 atau sekitar Rp 10,5 juta (Kurs: Rp 13.730/dolar).

Dilansir dari Chinadaily, Rabu (30/12/2015), layanan perjalanan helikopter antara Guangzhou, Shenzen dan Zhuhai, tiga kota pusat bisnis di provinsi Guangdong akan melakukan terbang perdana pada Kamis mendatang waktu setempat.

Adalah perusahaan Astro Air Co Ltd yang menyediakan layanan tersebut. Perusahaan maskapai penerbangan yang berbasis di Shenzen ini menawarkan layanan komuter menggunakan helikopter untuk rute Shenzen, Guangzhou dan Zhuhai.

Perjalanan hanya akan memakan waktu setengah jam ke kedua kota tersebut, seperlima kali lebih cepat dibanding dengan menggunakan angkutan transportasi lain, menurut Zhu Zilin, Kepala Bagian Divisi Layanan helikopter dari Astro Air.

Taksi helikopter ini akan lepas landas dari Central Business District (CBD) di Guangzhou dan Shenzhen dan di Hengqin New Area di Shuhai yang merupakan zona bebas pilot yang berdekatan dengan Macau.

"Layanan taksi helikopter ini diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan akan layanan transportasi yang efisien dari satu titik ke titik lain, untuk menghubungkan Guangdong Hong Kong dan Macau menjadi lebih dekat setelah zona perdagangan bebas Guangdong dikembangkan," ujar Zhu.

Astro Air, Taksi Helikopter China (Chinadaily)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ongkos Sekali Jalan

Satu tiket perjalanan dipatok 4.999 yuan atau US$ 770 setara Rp 10,5 juta. Zhu juga mengatakan, perusahaannya telah melihat adanya kebutuhan juga daya beli masyarakat yang tinggi di Pearl River Delta.

Penasihat dari zona perdagangan bebas China, Caesar Wong mengatakan menyambut baik layanan ini. Kantornya terletak dengan lokasi helikopter lepas landas.

"Saya biasanya melakukan perjalanan ke Guangzhou, Shenzen, dan Zhuhai butuh waktu sehari, tapi sangat sulit jika harus menempuhnya menggunakan mobil, mengingat jalanan macet," ujarnya.

"Waktu adalah uang, dan saya rela mengeluarkan uang untuk menggunakan helikopter jika dalam keadaan mendesak, rapat penting," lanjutnya.

Dia menambahkan, layanan transportasi ini memenuhi kebutuhan dari pengembangan regional kawasan ekonomi dan bisnis di China beberapa waktu belakangan.

Astro Air berencana untuk menambah layanan helikopter ini ke kota lain di provinsi Guangdong termasuk Dongguan, Foshan, Huizhou, dan Jiangmen.

Zhu mengatakan, perusahaan ini juga bakal membuka layanan ini di Yangtze River Delta, di mana Shanghai, Zhejiang dan Jiangsu berlokas pada semester kedua 2016. Provinsi selanjutnya adalah Beijing-Tianjin-dan Hebei.

"Perjalanan menggunakan helikopter ini biasa di kota besar seprtti New York, Tokyo dan Sydney. Kala ekonomi China berkembang, harusnya lebih banyak pilihan transportasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam," ujar Zhu.

Pemerintah China tengah mempettimbangkan unutk melonggarkan aturan pembatasan penerbangan uum, dari helikopter ke jet pribadi, dari penerbangan dengan ketinggian rendah menuju di bawah 1.000 meter.

Namun, perusahaan maskapai pada umumnya tetap membutuhkan proses perizinan yang cukup rumit untuk masuk ke pasar ini, dan tak banyak pengembang realk estate puya pandangan untuk menyediakan atap untuk didarati helikopter. (Zul/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.