Sukses

Penurunan Tarif Listrik Dianggap Terlalu Kecil

Penurunan tarif listrik berlaku untuk 12 golongan pelanggan.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (persero) menyatakan tarif listrik kembali mengalami penyesuaian mulai Januari 2016. Hal ini berlaku untuk 12 golongan tarif yang sudah tidak disubsidi pemerintah.

Dibandingkan Desember, 10 dari 12 golongan tarif mengalami penurunan hingga Rp 100 per kilowatthour (kWh). Hal ini disebabkan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan penurunan harga minyak mentah.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan penurunan sebesar Rp 100 per kWh terlalu kecil dan tidak akan memberikan pengaruh yang besar pada konsumen, terlebih bagi konsumen dengan pemakai listrik yang tinggi.

"Penurunan hanya berdampak kecil dan tergantung pemakaian konsumen. Kalau pemakaiannya lagi tinggi ya tidak terasa kalau ada penurunan. Misalnya saya biasa bayar Rp 100 ribu, kemudian bulan ini harus bayar Rp 150 ribu karena pemakaian lagi tinggi, ya penurunan itu tidak terasa," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (31/12/2015).

Menurut dia, jika ingin penurunan harga tarif listrik ini berdampak lebih besar bagi masyarakat, maka pemerintah harus melakukan intervensi terhadap penentuan tarif listrik dan tidak lagi menggunakan mekanisme pasar seperti selama ini.

"Jadi kalau pun turun tidak sesignifikan ketika naik. Jadi beban konsumen lebih tinggi dari saat penurunan karena hanya didasarkan indikator kepentingan pasar saja, inflasi, rupiah dan harga minyak mentah dunia," ia menjelaskan.

Sedangkan jika pemerintah khawatir bahwa tarif yang murah hanya dinikmati secara konsumtif oleh golongan masyarakat mampu, maka pemerintah bisa mengubah skema tagihan dengan menetapkan tarif progresif. Dengan demikian, jika semakin besar penggunaan listrik, maka tarif yang harus dibayar oleh masyarakat per kWh-nya pun semakin tinggi.

"Sebenarnya bisa ditetapkan dengan tarif progresif untuk mengontrol pemakaian yang lebih hemat dan tinggi pada kelompok tertentu," ia menandaskan. (Dny/Ndw)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.