Sukses

Inflasi Desember Diramalkan Meroket Akibat Harga Pangan

Tekanan inflasi di Desember 2015 meningkat karena faktor musim serta Hari Raya Natal dan momen liburan.

Liputan6.com, Jakarta - Laju inflasi Desember 2015 diperkirakan melonjak karena momen libur Natal dan Tahun Baru. Proyeksi tersebut akan turut mengerek pergerakan inflasi tahunan (year on year/YoY) meskipun masih di bawah target inflasi yang dipatok pemerintah dalam APBN-P 2015 sebesar 5 persen.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Damhuri Nasution memprediksi, inflasi pada Desember tahun ini sebesar 0,65 persen atau lebih tinggi dibanding realisasi pada bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi 0,21 persen. Sementara ramalan inflasi 2015 sebesar 3,04 persen.

"Tekanan inflasi di Desember ini meningkat karena faktor musim serta Hari Raya Natal dan momen liburan. Natal dan musim liburan menyebabkan harga makanan, sandang dan (tarif) transportasi cenderung naik," jelas Damhuri dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (4/12/2015).

Sedangkan yang dimaksud faktor musim, katanya, meliputi musim paceklik (musim tanam, bukan musim panen) sehingga meningkatkan harga-harga kebutuhan pokok secara signifikan. "Tapi kondisi ini akan kembali normal pada saat panen raya yang dimulai pada akhir Februari sampai April 2016," terang Damhuri.

Dihubungi terpisah, Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, Ryan Kiryanto lebih optimistis memproyeksikan inflasi tahunan yang rendah dengan kisaran angka di bawah 3 persen. "Inflasi Desember ini 0,6 persen dan inflasi 2015 akan mencapai 2,9 persen (YoY)," tegasnya.

Inflasi tahunan 2015 sebesar 2,9 persen, diakui Ryan, terjadi karena dipicu pelemahan daya beli masyarakat. Akibatnya dorongan terhadap konsumsi masyarakat pun ikut lesu dan menyebabkan inflasi 2015 rendah. "Hal ini tercermin dari konsumsi rumah tangga yang tumbuh di bawah 5 persen secara tahunan," papar Ryan.

‎Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memproyeksikan, laju inflasi Desember 2015 mencapai 0,61 persen dan 3 persen untuk inflasi tahunan pada 2015. Ia mengatakan, inflasi bulanan di Desember meningkat didorong oleh kenaikan harga bahan pangan pokok di akhir tahun lalu seiring dengan Natal dan Tahun Baru.

"Beberapa komoditas pangan antara lain cabai merah, daging ayam, bawang merah dan beras mengalami kenaikan harga. Sementara itu, tarif transportasi udara juga cenderung meningkat seiring dengan musim liburan akhir tahun," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati, momen Natal dan libur panjang sekolah yang berbarengan memicu lonjakan harga bahan pangan, seperti beras, gula, daging, telur, dan komoditas lain serta tarif transportasi maupun makanan jadi. Sehingga ia memproyeksikan inflasi Desember 2015 sekitar 0,3 persen-0,4 persen dan inflasi tahunan di bawah 5 persen.

"Inflasi paling tinggi biasanya disumbang harga energi dan pangan. Harga energi sekarang ini sudah relatif turun, tapi harga pangan masih bermasalah karena pasokan dan distribusi. Jadi ini adalah pertaruhan pemerintah untuk menstabilkan harga pangan di 2016. Jika tidak mampu, maka tidak ada harapan lagi inflasi terkendali," pungkas Enny. (Fik/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas).

    inflasi

  • BPS atau Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

    BPS

Video Terkini