Sukses

Ikuti Jejak BBM, Harga Elpiji Juga Turun

Bersamaan dengan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), PT Pertamina (Persero) juga menurunkan harga Elpiji non subsidi.

Liputan6.com, Jakarta - Bersamaan dengan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), PT Pertamina (Persero) juga menurunkan harga Elpiji non subsidi pada 5 Januari 2016 ini. Penurunan tersebut dilakukan karena memang faktor pembentuk harga Elpiji juga mengalami penurunan.

Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang menjelaskan, harga gas Elpiji untuk ukuran 12 kilogram (kg) turun sebesar Rp 5.600 per tabung. Dengan penurunan tersebut maka satu tabung gas Elpiji ukuran 12 kg yang semula dihargai Rp 134.600 menjadi Rp 129.000 per tabung. Harga tersebut khusus wilayah di luar Jabodetabek. Sedangkan hhusus untuk Jabodetabek, penurunan Elpiji 12 kg sebesar Rp 5.600 per tabung. 

Di luar Elpiji 12 kg, Pertamina juga menurunkan harga Bright Gas. "Harga untuk Bright Gas dengan ukuran 5,5 kg akan turun Rp 4.500 per tabung, dari harga lama Rp 62.000 per tabung turun menjadi Rp 57.500 per tabung," kata Bambang di Jakarta, Selasa (5/1/2012).

Penurunan harga Elpiji dan Bright Gas tersebut karena harga komponen pembentuk harga gas juga mengalami penurunan. Harga minyak bumi telah turun tajam, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga terkendali. Di luar itu, angka inflasi juga sesuai yang ditargetkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia. 

Bambang melanjutkan,dengan adanya penurunan harga BBM dan juga gas tersebut maka diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat. 

Pertamina juga menurunkan harga BBM non subsidi. Untuk jenis Pertamax harganya mengalami penurunan dari Rp 8.650 per liter menjadi Rp 8.450 per liter dan untuk Pertalite dari harga Rp 8.200 per liter turun menjadi Rp 7.950 per liter.

Sedangkan BBM jenis Premium mengalami penurunan dari Rp 7.400 per liter turun menjadi Rp 7.150 per liter dan Solar dari harga Rp 6.700 per liter turun menjadi Rp 5.950 per liter.

Sebelumnya Bambang juga telah mengungkapkan, harga Pertalite, Petamax 92, Pertamax Plus 95 dan Pertamina Dex memang sudah waktunya diturunkan.

Bukan karena untuk mengantisipasi beralihnya konsumen produk BBM tersebut, ke Premium dan solar subsidi karena harganya diturunkan. "Karena memang harganya perlu turun," tegas Bambang.

Meski begitu, menurut Bambang Pertamina akan mendorong masyakat menggunakam BBM non subsidi yang kualitasnya lebih baik ketimbang Premium dan solar subsidi. "Jadi harus kita dorong pakai Pertamax saja, atau minimal Pertalite lah," tutup Bambang. (Pew/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini