PLN: Harga Uap Panas Bumi Pertamina US$ 4 Sen

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menilai harga uap panas bumi yang ditawarkan PT Pertamina Geothermal ‎Energy (PGE) sebesar US$ 6 sen per kilo Watt hour (kWh) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTP) Kamojang Unit 1,2 dan 3 tidak layak.

Direktur PLN Nasri Sebayang mengatakan, ‎uap panas bumi yang dioperatori anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut sudah beroperasi selama 25 tahun, sehingga biaya investasi sudah balik modal. Artinya, harga uap bisa diturunkan dari harga saat ini.

"Kalau investasi sudah lama, sudah selesai investasinya, biaya apa lagi kah yang ada di sana? Tentu tidak semua biaya investasi dibebankan ke sekarang," kata Nasri, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (7/1/2016).
‎

Setelah berjalan 25 tahun, menurut Nasri harga uap panas bumi untuk ke tiga unit PLTP tersebut yang layak sebesar US$ 4 hingga 5 sen. Saat ini, PLN terus melakukan negosiasi untuk mendapat harga yang layak.

"Kita maunya yang lebih murah. Tentunya biaya pemeliharaan atau investasi tambahan, tapi tidak sebesar investasi yang dulu," tutur Nasri.

Nasri menuturkan, harga uap panas bumi untuk  sebesar US$ 6 sen per kWh saat ini merupakan harga sementara. Lantaran sebelum besaran harga tersebut ditetapkan harga uap dikaitkan dengan harga BBM.

"Waktu itu namanya interim itu ya sudah. Yang penting jalan dulu. Karena waktu itu aturan yang lama, PLN sanggup menghargai aturan. Aturan yang lama, itu diikatkan dengan harga BBM. 0,25 kali harga BBM. Itu harganya bisa sampai 1.500 bisa 2000 rupiah. Tergantung harga BBM bisa lebih dari 10 sen dolar bertahun tahun," pungkas dia. (Pew/Ahm)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6