Sukses

Harga Beras di Jakarta Terus Naik

Harga beras saat ini dijual mulai dari Rp 10.500 per kilogram sampai Rp 13.500 per kilogram.

Liputan6.com, Jakarta - Harga Beras di Pasar Tradisional di Jakarta terus merangkak naik. penjual memperkirakan kenaikan harga beras terjadi karena berkurangnya pasokan.

Seperti pantauan Liputan6.com, dalam satu pekan terakhir, harga beras mengalami kenaikan lebih dari Rp 1.500 per kilogram (kg). Salah satu penjual sembako di pasar Tebet, Jakarta Selatan, Edi (42), menjelaskan, pada pekan ini ia menjual beras mulai harga Rp 10.500 per kg sampai Rp 13.500 per kg. Sedangkan pada pekan sebelumnya, harga tertinggi ada di kisaran Rp 12.000 per kg.

"Beras sekarang harganya naik tinggi. Minggu kemarin kita jual masih di bawah Rp 12.000 per kg, sekarang yang paling bagus di jualnya Rp 13.500 per kg," jelasnya Jumat (8/1/2016). 

Untuk beras kelas medimum seperti Sentra Ramos juga mengalami kenaikan. Saat ini beras tersebut dilego dengan harga Rp 11.000 per kg. Sebelumnya beras jenis tersebut masih di kisaran Rp 10.000 per kg. Sedangkan beras kelas medium ada di kisaran 10.400 per kg dari sebelumnya yang ada di kisaran Rp 9.000 per kg. 

Edi menduga, kenaikan harga beras disebabkan karena, pasokan yang tidak lancar. Seperti diketahui, pada pekan kemarin atau pada libur tahun baru, truk tidak diperbolehkan untuk beroperasi atau dilarang untuk masuk jalan tol. Kebijakan tersebut untuk mencegah terjadinya kemacetan. Akibat dari kebijakan tersebut, distribusi beras menjadi terganggu. 

Oleh karena itu, ia berharap ke depannya harga beras bisa kembali normal. "Jadi harga beras naik terus dari kemarin, mudah-mudahan kedepannya tidak akan naik lagi,"ucap Edi.

Selain beras, Edi melanjutkan, menjelaskan harga kebutuhan pokok lainnya yang masih terbilang normal. Untuk gula pasir Rp 13 ribu per kg, tepung terigu Rp 9.000 per kg, telur ayam negeri Rp 24.000 per kg dan garam Rp 4.000 per kg. 

"Beberapa memang sempat goyang harganya kemarin. Tapi sekarang saya jual seperti gula normal di Rp 13.000 per kg," tuturnya. 

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan tidak akan menggelar operasi pasar (OP) beras dan pasar murah untuk cabai meski kedua komoditas pangan tersebut mengalami kenaikan harga sejak akhir tahun lalu.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Srie Agustina mengatakan, saat ini harga cabai mulai berangsur turun dan diprediksi kembali normal pada awal bulan depan seiring musim panen pada akhir Januari ini.

Sebab itu, pemerintah menilai tidak perlu menggelar pasar murah untuk menurunkan harga tersebut.

"Sebetulnya kalau harga-harga tidak terlalu meningkat, kecuali mungkin cabai dan bawang merah saja. Tapi harapannya akhir Januari dan awal Februari harga-harga sudah turun. Karena ada panen di beberapa daerah sudah mulai berlangsung," ujarnya.

Dia menjelaskan, meski harga cabai sempat melonjak hingga lebih dari Rp 50 ribu per kilogram (kg), namun pasokan ke pasar-pasar industri khususnya di Jakarta mulai meningkat sehingga diharapkan akan menekan harga cabai secara perlahan. (Apr/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.