Sukses

KPPU Duga Ada Permainan di Pedagang Pasar Induk Cipinang

Dugaan ini diketahui usai menggelar investigasi pada sentra beras di berbagai daerah saat harga beras melambung pada 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga adanya permainan pasokan dan harga beras oleh para pedagang besar di  Pasar Induk Cipinang untuk meraup keuntungan lebih.

‎Ketua KPPU Syarkawi Rauf mengaku dugaan ini diketahui usai menggelar investigasi pada sentra beras di berbagai daerah saat harga beras melambung pada 2015.

KPPU menemukan keganjilan pada pasokan‎ beras jenis medium IR4 dari Pasar Induk Cipinang. "Kita ke sentra beras Jawa Timur, Jogja, Jawa Barat,  Makasar kita turun. Kita mau tahu persoalan di lapangan seperti apa. Permasalahan di Indonesia terjadi hanya di pasar Induk Cipinang, kenaikan terbesarnya," kata dia di Kantor KPPU di Jakarta, Senin (11/1/2016).

Dia menuturkan, keganjilan pertama ditemukan saat tim KPPU memeriksa ketersediaan beras di sentra beras Karawang Jawa Barat sebagai pemasok beras ke Pasar Induk Cipinang. Stok beras jenis medium IR4 cukup, namun ternyata tidak demikian di Pasar Cipinang.

"Teman-teman ke Pasar Karawang stok beras medium ada, tapi di Pasar Cipinang nggak ada, ini kenapa antara sentra beras di sana ke Cipinang kok nggak masuk berasnya," tutur dia.

Atas temuan tersebut, KPPU menduga penjual ‎beras di pasar lebih senang menjual beras impor. Karena harganya lebih murah ketimbang beras medium lokal IR4. Namun kemudian saat harga beli murah, pedagang menjual kembali dengan harga normal.

"Dugaan pertama di Cipinang lebih senang beras impor karena dapat margin tingi, harga IR4 Rp 8.900 per liter di Cipinang jual Rp 9.000 per liter. Kalau dia beli Vietnam Thailand hanya Rp 6.000, jual Rp 9.000. Keuntungan lebih tebal," jelasnya.

Dugaan adanya permainan kedua, saat pedagang besar sengaja tidak memberikan ruang beras medium lokal IR4 masuk ke Pasar Induk Cipinang, sehingga menimbulkan persaingan tidak sehat.

‎"Yang dorong impor itu muncul dari Cipinang itu, karena marginya jauh lebih tebal," pungkasnya.(Pew/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.