Sukses

Sudah Waktunya BI Turunkan Suku Bunga Acuan

BI diminta tidak menahan suku bunga acuannya dalam jangka waktu yang lebih lama lagi.

Liputan6.com, Jakarta - DPR RI meminta kepada Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate). Penurunan BI Rate sangat diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Anggota Komisi XI DPR RI, Misbakhun mempertanyakan alasan BI selama ini terus mempertahankan suku bunga acuannya pada level 7,5 persen. Langkah BI mempertahankan BI Rate tersebut sudah lebih dari 10 bulan terakhir.

Misbakhun memahami langkah BI mempertahankan suku bunganya guna mengendalikan inflasi pada tahun lalu. Namun BI juga dinilai perlu menurunkan tingkat suku acuan. 

Menurut politisi Partai Golkar ini, BI harus menurunkan tingkat bunga acuannya guna mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun ini. Karena dengan BI rate yang rendah, maka kegiatan bisnis di dalam negeri akan kembali bergeliat.

"BI rate tidak seharusnya ada di 7,5 persen. Karena Indonesia butuh pertumbuhan. Jangan korbankan pertumbuhan, jaga stabilitas moneter saja. Kita ini butuh investasi yang banyak, dana murah supaya menggerakan ekonomi di sektor riil," jelasnya, Senin (11/1/2016).

Oleh sebab itu, Misbakhun berharap otoritas moneter ini mau menurunkan BI Rate. Dengan demikian, rupiah diharapkan kembali menguat dan ekonomi Indonesia bisa tumbuh sesuai harapan. 

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani juga meminta BI untuk menurunkan suku bunga acuan. haryadi mengungkapkan, jika BI tetap menahan suku bunga pada level 7,5 persen sebagai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17 Desember lalu, hal tersebut dianggap wajar karena sebelumnya Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) telah mengumumkan kenaikan suku bunganya.

"Ini kan masih adjustment (penyesuaian), tidak apa-apa di tahan sementara waktu. Karena memang kalau turun sekarang tidak tepat waktunya karena The Fed baru saja naikan suku bunga, tetapi jangan di hold terus-terusan. Kita jangan ikuti gendangnya AS. Kita harus punya posisi," ujarnya.

Namun, BI diminta tidak menahan suku bunga acuannya dalam jangka waktu yang lebih lama lagi. Setelah menahan selama sekitar 11 bulan, Haryadi menilai BI harus menurunkan suku bunga acuannya.

"Tetapi trennya harus turun. Karena itu tidak merefleksikan fundamental kita yang sebetulnya, apalagi inflasi turun. Jadi indikator dari inflasi turun, dari segi neraca perdagangan defisitnya turun, indikasi investasi masih naik 16 persen. Dan dana pihak ketiga di perbankan juga cukup solid. Jadi indikator yang ada cukup percaya diri kalau kita menurunkan BI rate," jelasnya.

Dia mengakui, memang Indonesia masih dihantui dengan masalah pengangguran. Namun hal tersebut tidak akan menjadi masalah yang serius seperti masalah pengangguran di negara-negara maju. "Memang masih ada masalah di employment, tetapi di Indonesia tidak seperti seperti di AS. Kalau di Indonesia, inflasi dan neraca itu yang paling penting," kata dia. (Dny/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini