Sukses

Banyak Proyek Infrastruktur Antre Dibiayai AIIB

Bank Investasi Infrastruktur Asia atau Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) akhirnya resmi berdiri di Beijing, China pada pekan lalu.

Liputan6.com, Jakarta Bank Investasi Infrastruktur Asia atau Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) akhirnya resmi berdiri di Beijing, China pada pekan lalu. Sejumlah proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia telah antre untuk dibiayai AIIB.

Telah dilaksanakan pertemuan Inagurasi Dewan Gubernur dan Dewan Direktur AIIB di Beijing pada 16-18 Januari 2016. Saat ini, 30 negara telah menyelesaikan proses ratifikasinya dengan modal awal yang sudah terkumpul sebesar 74 persen.

Sementara itu, 27 negara lainnya masih dalam proses penyelesaian ratifikasi Articles of Agreement (AoA) of the Establishment of the AIIB dan hadir dalam pertemuan tersebut sebagai observer.

Pertemuan tersebut juga dihadiri Menteri Keuangan China selaku pemimpin pertemuan dan Menteri Keuangan RI serta State Secretary Kementerian Keuangan Jerman sebagai Vice Chairman dari Regional dan Non-Regional members.

Pertemuan mengagendakan pembukaan AIIB secara resmi, penetapan 11 resolusi Bank dan pemilihan para Direktur AIIB. Dan secara resmi membuka operasional AIIB oleh Presiden China, Xi Jinping secara resmi membuka dan menyatakan AIIB beroperasi.

Menkeu RI, Bambang Brodjonegoro menyoroti tiga hal terkait dengan harapan AIIB ke depan. Pertama, AIIB diharapkan dapat bekerjasama dengan lembaga keuangan internasional lainnya untuk mengatasi permasalahan infrastruktur di kawasan Asia.

"Kedua, AIIB mendorong proyek-proyek yang ramah lingkungan, dan terakhir, selalu berinovasi dalam kegiatan operasionalnya," jelas Bambang, Senin dalam keterangannya.(18/1/2016).

Pada Pertemuan tersebut, para Gubernur memilih dan menetapkan Jin Liqun sebagai Presiden pertama AIIB dan juga Dewan Direktur. Konstituensi Indonesia di AIIB terdiri dari Kamboja, Laos PDR, Myanmar, dan Sri Lanka.

Dalam pemilihan Direktur Konstituensi tersebut, Indonesia yang mencalonkan Andin Hadiyanto, Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional, terpilih menjadi salah satu Direktur AIIB. Para Direktur tersebut akan bertugas mengawasi kinerja manajemen dan juga membawa suara kepentingan para stakeholders.

Dengan terpilihnya para Direktur AIIB tersebut, pada hari yang sama telah diselenggarakan pertemuan inagurasi Dewan Direktur yang ditujukan untuk menetapkan dokumen-dokumen kebijakan operasional Bank, seperti:

1. Rules of Procedure of the Board of Directors;
2. 2016 Business Plan and Budget;
3. Compensation and Benefits Policy;
4. Financial Policies;
5. Guarantee Pricing Decision and General Investment, Borrowing, and Asset Liability Management Authority;
6. Operational Policy on Financing;
7. Public Information Interim Policy; dan
8. Procurement Policy and Corporate Procurement Policy.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proyek Infrastruktur RI

Bambang menyebut, Indonesia telah menyiapkan proyek-proyek potensial yang akan dibiayai oleh AIIB. Pada tahun pertamanya, AIIB akan memfokuskan pada proyek-proyek di sektor energi, transportasi, sumber daya air.

"AIIB harapkan dapat menjadi sumber alternatif pembiayaan dalam pengembangan infrastruktur dan konektivitas di Asia," terangnya.

Harapan lain, sambungnya, AIIB dapat mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan, dan meningkatkan infrastruktur di Asia melalui investasi di sektor infrastruktur dan produktivitas lainnya.

"Juga mendukung kerja sama di kawasan Asia dan menjadi mitra bagi lembaga pembangunan lainnya baik bilateral maupun multilateral untuk mengatasi tantangan-tantangan pembangunan," tutur Bambang.

Sebelumnya, dalam mendukung pengoperasian lembaga baru tersebut, Indonesia harus menyetor modal sebanyak US$ 672 juta. Angka tersebut dicicil selama kurun waktu lima tahun. "Untuk tahun ini, Indonesia menyetor modal awal US$ 268 juta," kata Bambang.

Indonesia merupakan pemegang saham ke delapan dengan porsi saham 3,36 persen dari seluruh modal awal US$ 100 miliar yang nantinya akan dipungut dari 57 negara anggota AIIB. (Fik/Zul)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.