Sukses

Intip Besaran Gaji Tentara ISIS

Mereka terbentuk layaknya sebuah negara yang menguasai sebagian Irak dan Suriah.

Liputan6.com, New York - ISIS yang dikenal dengan organisasi teroris terkaya di dunia bukan hanya sebuah organisasi semata. Mereka terbentuk layaknya sebuah negara yang menguasai sebagian Irak dan Suriah.

Karena itu pula, tentara-tentara ISIS yang rela mati berperang demi kejayaannya diberi gaji. Berapa besarannya?

Menurut Congressional Ressearch Service, Tentara ISIS mendapatkan bayaran US$ 400 dan US$ 1.200 per bulan. Jika dirupiahkan sekitar Rp 5,5 juta dan Rp 16,6 juta (kurs: Rp 13.910 per dolar AS). Tak hanya itu, istri dan anak-anak mereka pun mendapatkan upah, yaitu US$ 50 untuk istri dan anak masing-masing US$ 25.

Namun, menjalankan sebuah negara saat perang ternyata mahal harganya, sehingga ISIS kini menggaji tentaranya tidak sebanyak biasanya. Dilansir dari CNN Money, Rabu (20/1/2016), gaji tentara ISIS dipangkas hingga separuhnya.

"Rekening pada kondisi yang luar biasa yang tengah dihadapi ISIS, telah diputuskan untuk mengurangi gaji yang dibayarkan untuk mujahidin setengahnya, dan tidak diizinkan bagi siapa saja dikecualikan dari keputusan ini. Apapun posisinya," ujar pemerintah ISIS dalam memorandumnya.

Dokumen bocor ini diperoleh oleh Aymenn jawad al Tamimi, seorang ulama terkemuka yang melacak ISIS. Dia juga berada di Forum Timur Tengah. Al Tamimi dikabarkan mendapatkan dokumen dari sumber di dalam Al Raqqa, yang dipercaya sebagai Ibu Kota dari ISIS

Dalam memo tersebut, ISIS tidak menyebutkan alasan pemangkasan gaji tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tekanan Finansial

Salah satu sumber utama dari tekanan keuangan ISIS adalah karena berjalannya koalisi pemboman yang dipimpin Amerika Serikat. Serangan udara membidik bisnis minyak ISIS yaitu dengan menghancurkan truk minyak, tanki penyimpanan, kilang mobile, dan peralatan perminyakan lainnya.

Hasilnya, ISIS di awal 2015 dulu menghasilkan US$ 40 juta dari minyak, kini hanya sebagian kecil dari itu, menurut Departemen Negara.

Serangan udara juga membidik target uang ISIS sendiri. Pekan lalu, tentara AS membuat langkah tak biasa. Mereka menjatuhkan 2.000 pound bom ke gedung di central Mosul, Irak dan menghancurkan jutaan dolar pundi-pundi ISIS.

Selain itu, sumber dari tekanan keuangan ISIS adalah biaya operasional pemerintah yang besar. ISIS menyediakan fasilitas publik dan menarik pajak. Itu berarti mereka harus menganggarkan dana untuk infrastruktur dan gaji pekerja sipil.

Untuk tetap berjalan, mereka juga membayar insinyur teknisi terampil hingga US$ 1.500 per bulan, menurut tim investigasi riset Persatuan Bangsa Bangsa.

Menurut pakar, ISIS juga mensubsisi biaya pembelian roti untuk rakyatnya. (Zul/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.