Sukses

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bakal Punya Pembangkit Sendiri

‎KCIC merupakan perusahaan bentukan konsorsium gabungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan CHINA RAILWAY International Co. Ltd.

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan mengoperasikan 11 set‎ EMU (Electical Multiple Unit)‎. Dalam satu set EMU tersebut terdiri dari 8 rangkaian kereta. Untuk menghidupkan EMU tersebut, perusahaan akan membangun pembangkit listrik.

Direktur Utama KCIC, Hanggoro Budi Wirjawan mengungkapkan, untuk meningkatkan kualitas pelayanan, perusahaan akan membangun pembangkit listrik sendiri. "Untuk jangka panjang, kami akan bangun pembangkit sendiri, untuk itu kami akan mencoba bekerja sama dengan PT PLN," kata Hanggoro saat berbincang dengan wartawan yang ditulis, Jumat (22/1/2016).

Dilihat dari dataKCIC, 11 setEMU ininantinya akan dioperasikan 18 jam dalam satu hari.Sednagkan 6 jam sisanya akan digunakan untuk perawatan. Dengan total pengoperasian itunantinyaKCIC membutuhkan pasokan listrik 75-100 Megawatt (MW) per hari.

Sementara mengenai dipo kereta akan dibangun di dua stasiun yaitu di Stasiun Halim dan Stasiun Tegaluar. Di stasiun-stasiun tersebut nantinya juga akan dihubungkan dengan Light Rail Transit (LRT). Dimana di Bandung akan dibangun LRT untuk Bandung Raya‎ dan di Jakarta juga telah dibangun LRT.

Mengenai pembangunan LRT, direncanakan akan dilakukan di semester II 2015, dengan target penyelesaian sama dengan kereta cepat, yaitu pada 2018, sehingga dapat dioperasikan mulai 2019.

‎Seperti diketahui, proyek kereta cepat ini dibangun dengan nilai investasi sekitar Rp 70 triliun. Mengenai sumber dananya sebanyak 65 persen diperoleh dari hasil pinjaman China Development Bank (CDB) dan 35 persen berasal dari Indonesia.

‎KCIC merupakan perusahaan bentukan konsorsium gabungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan CHINA RAILWAY International Co. Ltd.

Adapun kepemilikan saham KCIC secara terperinci,yaitu 40 persen dimiliki oleh CHINA RAILWAY International Co. Ltd., sedangkan 60 persen persen dimiliki PSBI yang merupakan gabungan dari WIKA dengan komposisi penyertaan saham 38 persen, PT KAI 25 persen, PTPN VIII 25 persen, dan Jasa Marga 12 persen. (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.