Sukses

Panin Asset Management Tawarkan Reksa Dana Pendapatan Berkala

Pembelian Panin Dana Pendapatan Berkala, nasabah mesti menyetor uang minimum Rp 100 juta.

Liputan6.com, Jakarta - PT Panin Asset Management ‎meluncurkan produk reksa dana Panin Dana Pendapatan Berkala pada Selasa (26/1/2016). Produk ini menawarkan pendapatan bulanan dari pembagian dividen diusahakan Rp 5 per unit penyertaan per tanggal 5.

Direktur Panin Asset Management Ridwan Soetedja mengatakan, untuk pembelian Panin Dana Pendapatan Berkala, nasabah mesti menyetor uang minimum Rp 100 juta.

"Salah satu fitur yang membedakan dengan reksa dana mungkin di pasaran adanya pembayaran dividen kepada pemegang unit penyertaan," kata dia di Jakarta, Selasa (26/1/2016).

Dia bilang, adanya produk tersebut karena dilatarbelakangi kebutuhan nasabah yang menginginkan pendapatan berkala.

Kemudian, suku bunga deposito yang diperkirakan turun sehingga produk reksa dana menjadi pilihan.

"Cukup unik karena banyak investor membutuhkan pendapatan secara bulanan, kalau dibandingkan deposito juga sama. Tentu juga melihat opportunity di reksa dana bedanya deposito bunga fix," ujarnya.

Head of Operation and Business Development Rudiyanto mengatakan dalam Panin Dana Pendapatan Berkala‎ akan ditempatkan pengelolaan sebanyak 80 persen-100 persen untuk instrumen obligasi.

Kinerja obligasi diperkirakan semakin baik menimbang beberapa faktor di antaranya inflasi yang rendah‎ serta kemungkinan Bank Indonesia (BI) untuk kembali menurunkan suku bunga acuan. ‎"Kondisi yang mendukung obligasi sudah terlihat dari awal tahun," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan akan mengambil langkah antisipasi terhadap kepemilikan asing pada obligasi.

Porsi kepemilikan asing di obligasi pemerintah semakin besar, dan hal tersebut akan menyebabkan kinerja obligasi cukup rentan terhadap gejolak eksternal.

Sebab itu, dalam pengelolaan Panin Asset Management menempatkan 30-50 persen ke  obligasi pemerintah jangka pendek menengah.

"Jangka pendek menengah utama obligasi pemerintah untuk mengantisipasi risiko likuiditas. Ketika ada gejolak lebih mudah dicairkan‎," ujarnya.

Kemu‎dian sebanyak 5 persen-30 persen untuk obligasi pemerintah menengah panjang untuk memanfaatkan momentum pasar. Kemudian sebanyak 20-40 persen ditempatkan ke obligasi korporasi dengan rating AA.

Terakhir, sebanyak 5 persen untuk deposito atau pasar uang yang diperuntukan pembayaran dividen. "Kita membuat target return 7-10 persen termasuk deviden," tandas dia.(Amd/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini