Sukses

Rantai Pasokan yang Panjang Bikin Harga Pangan Naik

Menteri Perdagangan RI Thomas Lembong mengakui bahwa tengah terjadi kenaikan harga pangan di pasaran.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan RI Thomas Lembong mengakui bahwa tengah terjadi kenaikan harga pangan di pasaran. Kenaikan harga beberapa komoditas pangan tersebut menjadi pekerjaan rumah dan tantangan yang harus segera diselesaikan.

‎Diceritakannya, keluhan mengenai lonjakan harga pangan ini bukan berasal dari masyarakat saja, melainkan dari jajaran menteri dalam Kabinet Kerja, seperti salah satunya Menteri Politik Hukum dan Keamanan.

"Bahan saya bisa berbagi bahwa tim Polhukam ikut prihatin tingkat harga pangan, tentunya akan berdampak pada sosial dan keamanan cukup besar dari perkembangan harga pangan‎," cerita Lembong di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (26/1/2016).

Tingginya harga pangan itu diidentifikasi awal oleh Lembong karena rantai pasokan pangan di Indonesia saat ini yang terlalu panjang. Kerumitan rantai pasokan ini ditegaskannya sudah terjadi sejak 10 tahun lalu.

Untuk itu target dalam jangka waktu dekat baginya bagaimana menyederhanakan rantai pasokan bahan pangan tersebut sehingga mengurangi biaya logsitik dan otomatis akan mengurangi harga bahan pangan itu sendiri.‎ Untuk itu dirinya meminta masyarakat bersabar dan prihatin.



‎"Kalau soal rantai pasok yang panjang memang tentunya menjadi keprihatinan saya. Tapi tantangan itu sudah ada sejak 10 tahun lalu, alhasil sementara harga pangan baru melonjak mendadak di 2015 dan awal 2016, ini harus menjadi perhatian kita semua," terang dia.

Untuk diketahui, harga daging sapi masih belum melandai di awal pekan terakhir Januari 2016 ini. Harga daging sapi masih berada di kisaran Rp 120 ribu per kilogram (kg) di pasar tradisional.

Antono (41), salah seorang pedagang saging sapi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengatakan, harga daging sapi terpantau tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Dia menghitung, harga daging sapi mulai menanjak naik menjelang hari raya Natal 2015 dan tahun baru 2016 kemarin.

"Kami jual kemarin di Rp 110 ribu per kg. Sekarang tidak bisa. Sekarang dari pemotongan saja sudah Rp 99 ribu per kg, sebelum kenaikan harga standar Rp 84 ribu per kg. Kemarin terakhir Rp 91 ribu per kg," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com.

Ia melanjutkan, kenaikan harga daging sapi terjadi karena minimnya pasokan dari pemotongan. Dia menuturkan, karena berkurangnya pasokan di pemotongan sedangkan permintaan tetap tinggi maka membuah garga melonjak.

Berdasarkan informasi yang Antono terima, di pemotongan hewan memang sedang kekurangan pasokan dari feedloter. Alhasil, terdapat beberapa pemotongan yang memutuskan untuk berhenti operasi. "Untuk sementara jagal tutup, cari jagal lain. Biasanya motong buat sama-sama," paparnya. (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini