Sukses

Jelang Akhir Januari, Rupiah Terus Menguat ke 13.811 per Dolar AS

Rupiah mampu menguat karena pemerintah dan Bank Indonesia mampu menjaga stabilitas ekonomi dengan baik.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bertahan di kisaran Rp 13.850 per dolar AS. Dibandingkan dengan mata uang lainnya, penguatan rupiah cukup tinggi.

Mengutip Bloomberg, Jumat (29/1/2016), rupiah berada di level 13.838 per dolar AS pada pukul 12.00 WIB. Level tersebut melemah jika dibandingkan dengan pembukaan yang ada di level 13.825 per dolar AS. Namun menguat jika dibandingkan dengan penutupan kemarin yang ada di level 13.873 per dolar AS. Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.811 per dolar AS hingga 13.858 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di level 13.846 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan posisi sehari sebelumnya yang ada di level 13.889 per dolar AS.

Dalam lima bulan terakhir, performa rupiah cukup bagus. Jika dihitung dari 30 November 2015, rupiah telah menguat 5,6 persen. Penguatan rupiah tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan mata uang di Asia lainnya. Contohnya ringgit Malaysia yang hanya mengalami penguatan 4,48 persen atau Yen Jepang yang menguat 0,98 persen saja.

Sedangkan beberapa mata uang negara lain justru mengalami pelemahan. Contohnya Dolar Singapura yang melemah 0,29 persen.

Penguatan rupiah tersebut karena pemerintah dan Bank Indonesia mampu menjaga stabilitas ekonomi dengan baik. Inflasi sesuai dengan target yang ditentukan.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menolak tekanan banyak pihak untuk menurunkan suku bunga acuan pada tahun lalu dan lebih memilih menunggu realisasi angka inflasi dan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed).

Analis Aberdeen Asset Management Plc, London, Inggris, Edwin Gutierrez menjelaskan, arus modal kembali masuk ke Indonesia dengan terjaganya angka inflasi yang membuat rupiah terus mengalami penguatan.

"Setelah BI menurunkan suku bunga acuan di bulan ini, arus modal yang masuk tersebut tetap terjaga," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg.

Aberdeen yang memiliki portofolio di Indonesia baru saja membatalkan perjanjian lindung nilai karena yakin bahwa rupiah bakal stabil ke depannya. (Gdn/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini