Sukses

Harga Daging Ras Dongkrak Angka Inflasi pada Januari 2016

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi pada Januari 2016 di angka 0,51 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi pada Januari 2016 di angka 0,51 persen. ‎Realisasi inflasi paling tinggi disumbang dari bahan makanan dengan andil mencapai 2,20 persen, disusul kelompok  perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,53 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil 0,51 persen.

"Daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, bawang putih‎, dan beras menyumbang inflasi besar," ucap Kepala BPS, Suryamin, saat konferensi pers di Jakarta, Senin (1/2/2016).

Berikut penyebab dan penghambat inflasi pada Januari 2016:

‎1. Daging ayam ras dengan perubahan harga dari Desember 2015 terhadap Januari 2016 sebesar 7,32 persen. Andil inflasinya 0,09 persen karena kurangnya pasokan. Kenaikan terjadi di 68 kota IHK, tertinggi di Tarakan 25 persen.

2. Bawang merah perubahan harganya16,31 persen dengan andil inflasi 0,09 persen. Kenaikan terjadi di 80 kota IHK, tertinggi di Bulukumba 63 persen, serta Kupang dan Palopo masing-masing 52 ‎persen.

3. Tarif listrik dengan perubahan harga 2,67 persen, andil inflasi 0,09 persen. Penyebabnya karena Januari ini ada kenaikan tarif listrik untuk pelanggan pascabayar. Terjadi di 77 kota IHK, kenaikan tertinggi di Tanjung Pinang 7 persen serta Bungi dan Jambi masing-masing 6 persen.

Sedangkan tarif listrik yang turun di 3 kota IHK, yakni Yogyakarta, Denpasar, Serang dan 2 kota IHK lain yang dikelola pemerintah daerah (pemda), seperti Tarakan dan Batam, tidak mengalami kenaikan.

4. Telur ayam ras dengan perubahan harga 7,58 persen dengan andil 0,06 persen karena kurangnya pasokan di 80 kota IHK. Kenaikan harga paling tinggi di Bau-bau 22 persen, Bulukumba 19 persen.

5. Bawang putih dengan perubahan harga 14,5 persen, andil inflasi 0,4 persen karena kurangnya pasokan. Sebanyak 81 kota IHK mengalami kenaikan, tertinggi di Dumai dan Gorontalo.

6. Beras dengan perubahan harga 0,77 persen, andil inflasi 0,03 persen karena sudah memasuki masa musim tanam sehingga panen tidak terlalu banyak. Terjadi kenaikan di 59 kota IHK, tertinggi di Pare-pare 7 persen, dan Gorontalo sampai 5 persen.

7. Ikan segar 0,99 persen, andil inflasi 0,33 persen karena kurangnya pasokan nelayan akibat cuaca yang buruk.

8. Kentang dengan perubahan harga 15,6 persen, andil inflasi 0,03 persen akibat kurangnya pasokan. Kenaikan harga di 75 kota, tertinggi di Palu 58 persen dan Bulukumba 52 persen.

9. Cabai merah perubahan harganya 7,86 persen dengan andil 0,03 persen karena kurang pasokan di sentra produksi. Sebanyak 42 kota IHK mengalami kenaikan harga, tertinggi di Kupang 95 persen, dan Watampone 86 persen.

10. Tomat sayur 12,31 persen, andil 0,02 persen karena kurangnya pasokan. Kenaikan harga terjadi di 58 kota IHK, tertinggi di Makassar 112 persen dan Sampit 71 persen.

11. Rokok kretek filter 1,03 persen dengan andil 0,02 persen karena dampak dari peraturan menteri keuangan yang menaikkan cukai rokok 2016. Kenaikan harga terjadi di Purwokerto dan Malang masing-masing 6 persen.

12. Daging sapi dengan perubahan harga 2,04 persen andil 0,01 persen karena kurangnya pasokan di tempat pemotongan hewan. Kenaikan tertinggi di Lubuk Linggau dan Palopo masing-masing 8 persen.

13. Emas dan perhiasan dengan perubahan harga 0,49 persen dan andil 0,01 persen karena mengikuti kenaikan harga internasional. Sebanyak 52 kota IHK mengalami kenaikan harga, tertinggi di Kediri 12 persen dan Malang 10 persen.

14. Harga mobil dengan perubahan harga 0,32 persen dan andil 0,01 persen karena meningkatnya biaya produksi, tertinggi kenaikan harga di Merauke 6 persen dan Bulukumba dan Tual 3 persen.

15. Biaya administrasi ATM bank perubahan harganya 7,02 persen dan andil 0,01 persen karena penyesuaian biaya administrasi kartu ATM semua bank. 4ebanyak 82 kota IHK mengalami kenaikan biaya ini.

Faktor penghambat inflasi sehingga inflasi Januari 2016 lebih rendah dibanding inflasi di periode yang sama sejak lima tahun lalu:

1. Bensin dengan penurunan harga 3,84 persen, andil inflasinya minus 0,15 persen karena harga BBM turun. Sebanyak 82 kota IHK mengalami penurunan.

2. Tarif angkutan udara dengan perubahan harga 8,44 persen dan andil deflasi 0,05 persen karena turunnya harga avtur dan gas. Sebanyak 30 kota IHK mengalami penurunan harga, tertinggi di Semarang 39 persen dan Bandung 35 persen.

3. Solar dengan perubahan harga 13,73 persen andil deflasinya 0,02 persen karena kebijakan pemerintah soal turunnya harga BBM mulai 5 Januari 2016. Sebanyak 82 kota IHK mengalami penurunan harga.

4. Bahan bakar rumah tangga gas elpiji dengan perubahan 0,67 persen dan andil deflasi 0,01 karena kebijakan menurunkan elpiji 12 Kg. Sebanyak 56 kota mengalami penurunan, tertinggi di Lhokseumawe 7 persen dan Bekasi 5 persen. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini