Sukses

Aksi Beli Investor Asing Angkat IHSG ke Zona Hijau

Ada sekitar 107 saham menguat sehingga mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona hijau.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan cenderung melemah pada perdagangan saham awal pekan ini. Sentimen global terutama rilis data ekonomi China cukup pengaruhi IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (1/2/2016), IHSG naik tipis 9,47 poin atau 0,21 persen ke level 4.624,63. Indeks saham LQ45 menguat 0,38 persen ke level 803,02.

IHSG cukup bergerak variasi pada awal Februari 2016. Di awal sesi, IHSG sempat naik tipis menjadi 4.620 pada pra pembukaan perdagangan saham. Namun berada di zona merah hingga jelang penutupan perdagangan saham, dan akhirnya ditutup di zona hijau.

Penguatan IHSG itu didukung dari 107 saham menguat. Akan tetapi, 152 saham melemah sehingga membuat IHSG tertekan. Sedangkan 90 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 230.262 kali dengan volume perdagangan saham 3,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,1 triliun.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 300 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 300 miliar. Nilai tukar rupiah berada di posisi 13.623 per dolar Amerika Serikat (AS).

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham barang konsumsi naik 1,44 persen, disusul sektor saham perdagangan naik 0,97 persen, dan sektor saham manufaktur mendaki 0,74 persen.

Sedangkan sektor saham aneka industri turun 1,28 persen, dan mencatatkan penurunan terbesar di awal Februari. Disusul sektor saham tambang merosot 1,27 persen dan sektor saham perkebunan tergelincir 1,26 persen.

Saham-saham yang gerakkan IHSG antara lain saham RANC naik 6,45 persen ke level Rp 330 per saham, saham BEKS menguat 6,45 persen ke level Rp 66 per saham, dan saham HMSP menguat 3,31 persen ke level Rp 3.425 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham CTRS turun 3,73 persen ke level Rp 2.065 per saham, saham TURI melemah 3,33 persen ke level Rp 725 per saham, dan saham BTEK merosot 9,38 persen ke level Rp 1.450 per saham.

Bursa saham Asia cenderung bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,45 persen ke level 19.595, indeks saham Shanghai tergelincir 1,78 persen ke level 2.688, dan indeks saham Singapura melemah 1,01 persen ke level 2.602.

Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei naik 1,98 persen ke level 17.865, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,67 persen ke level 1.924, dan indeks saham Taiwan mendaki 0,14 persen ke level 8.156.

Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan pelaku pasar merealisasikan keuntungan usai IHSG menguat beberapa hari ini membuat IHSG tertekan. Selain itu, rilis data ekonomi China tak sesuai harapan terutama data manufaktur juga mempengaruhi bursa saham Asia termasuk Indonesia.

Persepsi pelaku pasar terhadap rilis data ekonomi China tersebut juga dinilai akan berdampak ke ekonomi Indonesia.

"Data-data ekonomi China yang tak sesuai harapan membuat spekulasi akan berdampak ke ekonomi Indonesia, IHSG cukup tertekan," kata Reza saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, data inflasi Januari 0,51 persen, lebih rendah dari posisi Desember 2015 sekitar 0,9 persen sedikit memberikan angin segar rupiah. Nilai tukar rupiah pun menguat ke kisaran 13.500-13.650 per dolar Amerika Serikat. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.